Bagian 40: Mencairnya gadis es batu

7.7K 1.2K 25
                                    

jangan lupa voteeee
oiya, next chapter apa sih yang kalian harapkan dari cerita ini?

***

"Beneran udah enggakpapa?"

"Iya, Kak Jeffrey..."

"Kamu mau makan apa sekarang? Aku pesenin,"

"Tadi udah makan,"

"Mau cheese cake enggak?"

Janisha menggeleng pertanda tidak ingin, sebab perutnya benar-benar baru saja penuh setelah terus dijejali makanan oleh Mama.

"Roti bakar?"

"Martabak coklat-keju?"

Janisha terkekeh, "Udah kayak di rumah nenek ditawarin makan mulu."

Jeffrey ikut tertawa kecil, "Ya mau apa dong?"

"Enggak mau apa-apa. Tapi makasih."

"Aku merasa bersalah karna enggak ada sama kamu kemarin,"

"Kan kemarin ke rumah sakit,"

"Kamu pingsan karna kecapekan dan belum makan, artinya aku enggak jagain kamu."

"Salah akulah, enggak bisa jaga diri sendiri. Udah, enggak usah dibahas lagi." Pungkas Janisha.

Jeffrey menghela napas sejenak lalu mengikuti keinginan gadis itu untuk mengganti topik mereka, "Besok hari terakhir KKN, jadi besok sore kayaknya udah balik Jakarta."

"Akhirnya...,"

Jeffrey terkekeh kecil, "Udah kangen ya?"

"Hah?" Janisha mengernyit yang sebenarnya tidak perlu heran dengan kepedean Jeffrey itu. Dan Janisha akan selalu bilang, "Apaan sih?"

"Malam minggu kosong enggak?" tanya Jeffrey dan dilanjutkan lagi, "Tapi harusnya kosong sih."

"Kenapa?"

"Ikut aku ya?"

"Dengan tujuan?"

"Ikut aja,"

"Sok misterius deh,"

Jeffrey tertawa kecil, "Itung-itung malam minggu pertama kita."

Seperti itulah pembicaraan sejoli Janisha dan Jeffrey melalui sambungan panggilan suara. Jarak antara Bandung dan Jakarta yang tidak sejauh itu dan juga satu bulan bukan waktu yang terlalu lama untuk menyebut hubungan mereka selama Jeffrey KKN sebagai hubungan jarak jauh. Namun dari satu bulan terakhir ini, intensitas bertemu mereka benar-benar jarang. Berkomunikasi pun hanya sebatas bertanya ataupun memberitahukan kabar. Janisha juga bukan tipe orang yang harus selalu dihubungi, apalagi ia tahu Jeffrey disana juga pasti sibuk. Untuk menghubungi duluan pun sayang sekali Janisha terlalu pelupa.

Seperti ajakan Jeffrey, malam minggu ini ia akan membawa Janisha ke suatu tempat. Kencan dan malam minggu pertama setelah mereka resmi berpacaran. Tidak ada pemberitahuan akan tujuan mereka malam ini selain Jeffrey hanya berpesan agar Janisha berpakaian sedikit rapih. Dan, definisi sedikit rapih ini yang agak membingungkan bagi Janisha. Jeffrey sendiri datang dengan potongan kemeja yang secara kebetulan berwarna senada dengan dress selutut Janisha.

"Ini kita mau kemana sih rapih banget?" tanya Janisha yang masih tanda tanya akan tujuan mereka.

Tanpa jawaban, Jeffrey hanya melajukan mobilnya menuju sebuah hotel di kawasan Jakarta Selatan. Bangunan dan arsitekturnya terlihat masih baru. Sesampainya disana, masih belum berbicara untuk menjelaskan tujuan mereka, Jeffrey membawa Janisha menuju bagian sky lounge hotel ini.

In My FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang