vote ya maniez
***
Buket bunga, buket snack, banner, dan orang-orang dengan setelan jas hitam dan kemeja putih yang baru saja selesai dengan seminar proposalnya hari ini serta beberapa pendukungnya memadati area depan departemen ilmu komunikasi. Termasuk pula Jeffrey dan Wira yang hari ini dengan bangga mengalungkan selempang bertuliskan 'Happy Semprotulation'.
"Bang, lu artis ya?" ucap Arka terheran-heran melihat setiap menit ada saja junior yang datang membawa buket bunga meminta foto pada Wira dan Jeffrey.
"Cewek-cewek sekarang emang nggak bisa liat yang cakep dikit langsung sosor aja," Leo mencibir.
"Namanya juga kasih kenang-kenangan sebelum senior ganteng lulus," ucap Wira.
Arka menceletuk, "Kenang-kenangan tapi kayak kuburan baru, kembang semua."
"Ini baru sempro loh, ntar lu semhas, sidang, dan wisuda jadi kang bunga kali?" ujar Leo lagi.
"Eh, hust, hust!" desis Jeffrey begitu melihat Janisha datang bersama Nadine.
"Banyak banget yang ngasih lo buket, Wir?" ucap Jeffrey langsung mendapat sahutan oleh Leo, "Sama lu—" Jeffrey menyikut Leo agar tidak melanjutkan kalimatnya.
Leo sontak tertawa kemudian mengangguk paham. Cowok itu mundur untuk memberi akses jalan pada Janisha. Ia berkata, "Silahkan, Nyonya Jeffrey."
Janisha memutar mata jengah. Ia bukan orang yang bodoh-bodoh amat, bahkan percaya atau tidak ia cukup peka dalam mengendus kebohongan. Gadis itu memberikan buket bunga yang ia bawa pada Nadine, "Buat lo aja deh, udah banyak yang ngasih."
Dengan cepat Jeffrey mengambil buket tersebut, "Ini semua punya Wira kok," sangkalnya.
"...dan Jeffrey," sambung Leo sontak mendapat sikutan lagi dari Jeffrey.
Janisha lantas tertawa, "Iya, tau kali, senior hits mana mungkin yang kasih selamat dikit?"
"Tapi tetep aja yang paling spesial dari kamu kok," sahut Jeffrey membuat Wira, Leo, Arka, dan Nadine yang mendengar hal tersebut kompak, "Huek!"
"Kamera dimana sih, udah nggak kuat banget gue!" Ujar Leo.
"Gue pikir tuh Arka doang yang paling cringe di dunia ini, ternyata masih ada manusia jenis Kak Jeffrey." Timpal Nadine.
"Kan, gue bilang juga apa!" Janisha menyetujui.
"Jan, bukannya belain!"
"Ya, soalnya bener."
Leo memotong, "Eh, poto deh lu berdua, buruan."
Baik Janisha maupun Jeffrey pun berdiri menghadap kamera sambil tersenyum dan siap untuk dipotret oleh Arka yang memegang kamera.
"Lo berdua pacaran 'kan?" heran Leo, "Tegang banget kayak lagi foto sama kepala sekolah!"
"Maksud lo gue tua?" sahut Jeffrey.
"Ya, something like that."
"Sialan lo!"
"Emang orang foto gimana sih?" gerutu Janisha.
"Baru pertama ini foto berdua?" tanya Nadine dijawab kompak dengan, "Iya."
"Santai aja foto, jangan kaku ah!"
"Ya udah, gitu aja deh. Diliatin orang nih!" gerutu Janisha yang sudah pasti sedang salah tingkah.
Sebagai bentuk perayaan setelah seminar proposalnya berjalan lancar dan sesuai harapan, Jeffrey dan Wira meneraktir teman-teman cafe milik Ten. Merayakan sekaligus mendukung bisnis teman. Perayaan kecil-kecilan ini dihadiri Arka, Leo, Ten, Doni, dan Tian. Walau mereka tidak seangkatan, namun sebenarnya di kampus mereka ini lebih dekat daripada teman seangkatan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
In My Feeling
ФанфикJanisha Sabira, seorang mahasiswa tahun pertama jurusan ilmu komunikasi. Ketidakmampuannya menunjukkan perasaannya lewat kata, tindakan, bahkan ekspresi membuatnya terkesan dingin yang cenderung jutek. Ia bertemu dengan Jeffrey Adito, seorang kakak...