Prolog

2.6K 95 79
                                    

☀☀☀

Apa yang akan kau rasakan bila menjadi seorang yang tak pernah diharapkan di lingkunganmu?

Bukankah itu menyakitkan?

"Dasar perempuan masalah!!!! Enyah kau dari sini!!"

"Semua bisa dikendalikannya, dia pikir dia apa?! Super hero?! Hah!!!"

"Hey lihatlah!! Bahkan dia tak lebih dari seorang perenggut kebahagian!!"

"Cantik?! Apa gunanya kalau hatimu busuk!!"

Cibiran itu terus mengelilingiku. Aku risih! Sungguh risih! Tolong hilangkan!!

"Pergilah! Kau hanya membawa masalah!!"

"Jangan pernah hadir dalam hidup kami!!"

Papa...... hiks... aku.... mau kembali.....

Bawa aku pergi......

☀☀☀

Mata lentik beriris hazel tengah memandang lurus ke arah langit yang penuh bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata lentik beriris hazel tengah memandang lurus ke arah langit yang penuh bintang.

Gadis itu bertumpu lengan, duduk berselonjor merilekskan diri sembari menikmati alunan indah dari angin malam.

Ya, ketenangan menyelimutinya saat ini. Jangan mengganggunya!

Dia sangat suka berdiam diri di depan kolam renang mansionnya dan menikmati hawa angin malam sendirian.

Sendiri.

Tidak ada yang menemani.

Perlahan senyum simpul dia sunggingkan sembari memejamkan mata. Tak peduli jarum jam yang tengah berdetak mengarah menuju pukul 9 malam. Meski hawa dingin mulai menyeruak, gadis itu seakan tak peduli.

Luvina Anggara Drey, gadis cantik kelahiran Jakarta. Dengan nickname Luvi.

Putri sulung keluarga Drey dengan dikelilingi benda benda mewah nan elegan. Rumah yang ia tempati pun tak kurang dari sebuah mansion megah, lengkap dengan kolam renang dan taman luas dan air mancur sebagai pusatnya. Ya, kehidupan yang lebih menonjol bak kehidupan para ratu dan putri.

Ia tinggal bersama mamanya. Rahma Septian Drey. Yang setiap hari harus menghadap tumpukan kertas kantor mengurus kantor perusahaan pusat. Dan papanya, Angga Septian Drey, bekerja keluar negri mengurus cabang perusahaan. Ya, perusahaan furniture yang sudah merebah sampai luar negara.

Suara panggilan menggugurkan pamikirannya.

"Nona Luvi, waktunya tidur. Nyonya tidak membolehkan anda terlalu lama bergadang malam ini. Besok nona harus sekolah."

Gadis itu melunturkan senyumnya. Ia menatap perempuan yang diketahui bagian asisten dirumahnya dengan datar.

"Mama sudah pulang, Bi Ira?"

My Problem Girl[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang