"Nit Rian siapa lo?," tanya Fiona tanpa memandang anita.
"pacar gue kenapa fii lo demen sama rian,"
"Idih ogahh tampang kaya tuyul gak di kasih duit gitu gue suka?,"jawab Fiona enteng yang langsung mendapat pukulan dari anita.
"tuh mulut yah nggak pernah di sekolahin,".
Sepanjang perjalanan keduanya selalu tertawa entah apa saja yang mereka tertawakan hingga mobil fiona memasuki pekarangan rumah yang cukup mewah.
"lo beneran mau nginep?,"tanya Fiona sembari menatap anita.
"Iyalah fiks,".
mereka berdua turun dari mobil memasuki rumah mewah tersebut.
"Assalamualaikum..auntie Fiona pulang!!,".ucapnya memberi salam lalu mendaratkan tubuhnya ke sofa di ikuti anita.
"Waalaikumsalam Fio,"ucap tantenya sembari mencium pipi kiri dan kanan keponakannya,tantenya memang sangat sayang kepada Fiona ia bahkan menganggap Fiona itu sebagai anaknya sendiri mengingat ia tidak mempunyai anak sendiri.
"auntie Fiona bukan anak kecil lagi,"ucapnya lembut kepada tantenya.
"Auntie fio naik dulu bareng anita ke kamar,"ucapnya lalu berjalan menuju tangga.
"Fio..kamu nggak ada niat buat ngunjungin Ayah sama bunda kamu sayang?.
langkah fiona terhenti menarik nafasnya dalam dalam sebelum memberikan jawaban yang pas untuk tantenya.
"Fiona nggak mau kalo ayah sama bunda selalu gitu meski fiona balik kerumah apa untungnya buat mereka?,".
"Auntie gak mau lagi Fio di sini?,".
"Nggak gitu sayang,"
"jangan bahas masalah ini lagi auntie Fio nggak mau,yaudah fio naik dulu banyak PR,".ucap fiona lalu melanjutkan langkahnya sementara anita sudah berada di kamar Fiona karena gadis itu menyuruhnya naik terlebih dahulu.
Ceklek....
Bunyi suara knop pintu membuat anita mengalihkan perhatiannya dari ponselnya ke fiona.
"Fii lo gakpapa mata lo sembab?,".
"gak," jawabnya singkat.
anita hanya berusaha sabar menghadapi sahabatnya ini sahabat dari TK nya bahkan anita menemani Fiona hingga sekarang dulu saat Anita tau bahwa dia dan Fiona terpisah kelas, 2 hari itu ia berusaha membujuk wali kelasnya agar tidak di pisahkan dengan Fiona, anita tau segala masalah yang di hadapi sahabatnya itu semasa kecilnya untuk itu Anita selalu ada untuk menghibur Fiona walaupun wataknya yang dingin,jutek,dan tidak berperasaan itu ia tetap berusaha mendukung apapun yang di lakukan Fiona.
mereka berdua tengah berkutat dengan laptop,buku tulis,dan alat tulis lainnya berusaha mengerjakan tugas-tugas mereka secepat mungkin.
hingga suara telfon memecah keheningan diantara mereka.
"Halo..,"
"...(^.^)...,".
"Nggak gue gak bareng rian,"
"...(^.^)...,".
"oke ntar gue tanyain deh,".
sambungan telfon mereka terputus anita meletakkan ponselnya di atas meja dan melanjutkan mengerjakan tugasnya.
"Fii lo nggak mau tanya siapa yang nelfon gue?,"tanya anita membuka percakapan.
"Penting gitu?,".
"Sabar nit cewek sabar banyak yang suka,".batin anita sembari mengusap dadanya berusaha mengatur napasnya.
"Eh fii..,"panggil anita lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Bad Girl
Teen Fictionkini ku ceritakan tentang seorang bad girl!! tidak tidak hanya ingin menunjukkan bahwa dia bad girl tapi sesungguhnya dia Fake!!. Bagaimana jadinya jika seorang bad girl menemukan seseorang yang mampu membuat hatinya mencair?dan perlahan membongkar...