Fiona berjalan lesuh untuk keluar dari kelasnya, pelajaran terakhir telah usai dan yang di lakukannya tadi hanyalah mencoret-coret bukunya saja tanpa minat untuk belajar.
Anita dan Icha yang melihat gadis itu berjalan tak semangat menggelengkan kepalanya pelan.
"Ona..ona!," decak Anita mendorong bahu gadis itu.
Fiona menatap garang ke arah Anita "gue patahin tangan lo!," ancamnya dengan raut wajah kesal.
Anita terkekeh pelan melihat raut wajah Fiona.
"Gue kira gue yang paling males di sekolah ini ternyata ada yang lebih males dari gue!," ujar Icha menatap Fiona. Sementara gadis itu menatap datar ke arah Icha dan lebih memilih kembali berjalan.
"Caa..," pekikan seseorang dari arah belakang mereka memaksa ketiga gadis itu untuk berbalik meski mereka sudah tau bahwa suara tersebut adalah Dito.
"Apaan," ketus Icha setelah Dito berada di sampingnya.
Dito tersenyum manis ke arah Icha lalu mengelus pucuk kepalanya.
Fiona yang menatap kedua lelaki yang baru saja Datang itu nampak bingung, pasalnya yang datang hanya Dito dan Rian lalu kemana Delvin?.
"Woy!, teriak Fiona membuat Rian, Dito, Anita dan juga Icha tersentak kaget.
"Gue bunuh juga lo Fii," sahut Anita sembari menaikan kedua tangannya ingin mencekek Fiona.
"Ayo sini maju, gue suka tawuran!,"
"Lo kenapa dah, teriak-teriak kaya Tarzan gitu. kita ini nggak budeg!," sahut Icha.
Fiona terkekeh pelan lalu kembali menatap datar ke arah mereka "Delvin mana?," tanya Fiona kepada Dito, Fiona tahu bahwa Rian dan juga Delvin sampai sekarang belum baikan.
"Tadi sih lagi di perpus Fii,".
"Ok" Fiona membalikan tubuhnya lalu meninggalkan mereka semua yang menatap melongo ke arah Fiona.
“Misi di mulai huh!,”
Fiona berjalan menuju ke tempat tujuan yang di katakan oleh Dito tadi, dan tujuannya yaitu Perpustakaan.
Fiona membuka Pintu perpustakaan tersebut sambil menatap sekeliling ruangan penuh buku itu. satu kata yang ada dalam benak Fiona Sepi! Ya perpustakaan ini benar-benar sepi.
"Delvin lo di dalem kan?," teriak Fiona yang mulai memasuki perpustakaan tersebut.
Gadis itu meremas roknya lalu berjalan di setiap rak buku tersebut.
"Vin!," teriak Fiona.
"Ayo pulang, ini udah jam 5,".
"Gue hajar lo Dit, Delvin nggak ada di perpus kok," gumam Fiona pelan melihat sekeliling ruangan penuh buku tersebut.
lama berjalan meneliti setiap rak buku dan juga ruangan tersebut, Fiona kembali membalikkan badannya untuk keluar dari perpustakaan tersebut karena sudah mulai sore dan pasti akan ada bujang sekolah yang datang untuk mengunci ruangan tersebut.
"To..to...long!," pekik seseorang membuat langkah kaki Fiona terhenti. Gadis itu membalikan badannya sembari menatap seisi ruangan.
"Vin!," teriak Fiona, tak ada suara lagi.
"Lo Delvin kan? lo dimana Vin!," teriak Fiona.
"Di_sini!," pekik seseorang membuat Fiona berjalan ke arah sudut ruangan yang ia ketahui suara itu berasal dari sana.
Fiona kembali meneliti ruangan itu hingga mendapatkan Delvin yang terduduk lemas di sudut ruangan. Lelaki itu sedang duduk meringkuk memegangi kepalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/165105444-288-k475386.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Bad Girl
Teen Fictionkini ku ceritakan tentang seorang bad girl!! tidak tidak hanya ingin menunjukkan bahwa dia bad girl tapi sesungguhnya dia Fake!!. Bagaimana jadinya jika seorang bad girl menemukan seseorang yang mampu membuat hatinya mencair?dan perlahan membongkar...