Waktu menjelang malam, dan Fiona masih belum pulang untuk mengganti pakaiannya. Kedua orang tuanya akan datang di rumah sakit ini membawakan baju ganti untuknya. Sekalian untuk menjenguk Delvin.
Gadis itu kembali berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ruangan Delvin.
Mungkin.
Tapi yang mengganggunya saat ini adalah masalah David. Setelah mendengarkan apa saja yang di bicarakan David dan juga Cindy, Fiona memilih berjalan keluar dari rumah sakit. Fiona perlu bicara dengan sahabatnya David, yah itu perlu.
Ia tak ingin berfikir negatif dulu terhadap David, ia akan mendengarkan penjelasan sahabatnya dulu.
Fiona merogoh ponselnya yang sengaja ia taruh di dalam tasnya, baterai ponsel gadis itu tersisa sedikit. Tapi cukup untuk menelfon seseorang.
Jari lentik Fiona terus mencari nama kontak yang akan ia hubungi. setelah menemukannya gadis itu menekan tombol untuk menelfon.
Cukup lama hingga seseorang menjawab telfonnya.
"Halo, fii,"
"Halo Vid, lagi dimana?,"
"Di_di rumah,"
Fiona tersenyum kecut mendengar David, tentu saja kebohongan itu telah membuat prasangka buruk Fiona kepada David semakin besar.
Fiona sedari tadi menunggu di luar rumah sakit, sedikit bersembunyi siapa tahu David tiba-tiba keluar.
Dan benar saja ketika Fiona bertanya ada di mana lelaki itu, David baru saja keluar dari rumah sakit dengan ponsel ditempelkan di indra pendengarannya.
"Fii,"
Fiona mengerjap kecil.
"Gue mau ngomong bentar sama lo, gue tunggu di taman dekat rumah sakit Medika,"
"Ok Fii, gue otewe,"
Sambungan telfon tertutup, Fiona masih mengamati David yang sedang mendekat ke arah motornya.
Ia akan berjalan kaki sampai ketaman, dari rumah sakit ini menuju ke taman dengan berjalan kaki memang cukup memakan waktu.
Beberapa menit berjalan ah tidak lebih tepatnya sedikit berlari. Fiona akhirnya sampai di taman itu. Gadis itu segera duduk.
Baru saja duduk di kursi taman, David akhirnya datang.
Fiona berusaha menetralkan nafasnya, sembari menyeka keringat yang bercucuran di pelipisnya.
David turun dari motornya setelah melepas helm full facenya.
"Gimana keadaan Delvin?," tanya David setelah duduk di samping Fiona.
Lelaki itu bertanya tanpa memalingkan wajahnya ke arah Fiona.
"Apa lo ngerasa nggak ada yang lo sembunyiin dari gue?," tanya Fiona tanpa menjawab pertanyaan David, membuat David melirik gadis itu.
"Apa yang gue sembunyiin?," tanya David sedikit terkekeh.
"Apa kek," sahut Fiona.
David menyentuh pucuk kepala Fiona.
"Rahasia gue cuma menyangkut tentang lo," sahut David membuat Fiona mengerjap kecil.
"Gue belum bisa Move dari lo,"
Fiona menurunkan tangan David yang bertengger di atas kepalanya.
"Gue serius nanya sama lo, apa lo nggak sembunyiin apapun dari gue?," tanya Fiona kembali membuat David sedikit terkejut melihat gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Bad Girl
Teen Fictionkini ku ceritakan tentang seorang bad girl!! tidak tidak hanya ingin menunjukkan bahwa dia bad girl tapi sesungguhnya dia Fake!!. Bagaimana jadinya jika seorang bad girl menemukan seseorang yang mampu membuat hatinya mencair?dan perlahan membongkar...