Part 30

3.2K 112 5
                                    

suara hati memang selalu menjadi bagian terpenting diri dikala sedang bimbang

🍂🍂🍂

Waktu menunjukan pukul 17:35,seorang lelaki dengan seragam abu-abu lengkap baru saja tiba di rumahnya.Lelaki itu memberi istirahat tubuh penatnya sebentar lalu beralih mengambil handuknya bergegas untuk mandi.

Setelah mandi Delvin meraih ponselnya yang menyala,banyak spam chat dari kedua sahabatnya dan juga sahabat Fiona,Anita sedang mengirimkan sumpah serapah kepadanya.

Tok...tok..tok

Ketukan beruntun di pintu kamarnya membuat lelaki itu membuyarkan lamu nannya,ia segera berjalan ke arah pintu untuk membukanya.

"Pagi adek ganteng,"sapa Marcel kakak lelaki dari Delvin,lelaki itu langsung masuk dan melompat ketempat tidur Delvin.

"Gak waras,"Delvin menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kakaknya itu,yang benar saja bulan dan bintang mulai bertaburan di langit dan ia mengatakan bahwa PAGI hari? dasar.

"Pinjem Laptop dong,"ujar Marcel meraih ponsel Delvin yang menyala menandakan sebuah notif pesan masuk.

"Laptop lo mana?,"tanya Delvin,pasalnya kakak lelakinya ini punya segalanya.

"yang satu ketinggalan Dirumah sakit,yang satunya di pinjem papa,yang satunya di service yang satunya rusak,yang banyaknya masih di toko," marcel menyengir kuda.

Delvin menatap lelaki yang hanya menggunakan boxer tersebut dengan tajam"Sekarang gue gak mood buat telen lo hidup-hidup jadi mending lo keluar dari kamar gue,"ujar Delvin dengan satu tarikan nafas,Marcel tercekik melihat adik nackalnya itu berbicara tanpa titik koma "Laptop gue ada di meja belajar udah sono,"usir Delvin menarik kaki Marcel agar turun dari kasurnya sekarang.

"Gak ada sopan-sopannya nih sama Abang sendiri,"

"Ini mulut gue,gue sopan asal model abang gue gak kaya lo,"

"Sabar Cel,sabar orang sabar ceweknya banyak,"

"Lo sabar tapi lo jomblo,"cercah Delvin berbaring di tempat tidurnya.

Kilatan mata tajam melirik kearah Delvin,Lelaki itu hanya mengangkat bahunya acuh"Intinya gue jomblo berkualitas,"

"Iyain aja biar cepet,"

Marcel menghembuskan nafasnya kasar,lelaki itu sudah duduk di meja belajar Delvin ia hanya akan meminjam untuk mengecek informasi pasien saja.

Mata Marcel mengerjap melihat kayar desktop lelaki itu.

"Dilihat-lihat si Fio emang Cantik banget yah,"ujar Marcel sembari melirik sekilas kearah Delvin lelaki itu hanya berdehem.

"Tapi kenapa dia maunya sama lo?,"

"Takdir bang,"

"Ini Fiona kalo ngelamar di hati gue langsung gue terima tanpa ba bi bu deh,"

Delvin memutar bola matanya malas"Yang ada kalo dia sama lo bukan takdir tapi bencana,"

"Sae lo,mulut pedes amat dek,"

"Udah ngeceknya?,"

Fake Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang