Part 44

2K 107 7
                                    

Sebagian orang memilih di duakan dari pada ditinggalkan!

kalian di tim mana?

*****

Jam 8 lewat 30 menit berlalu, seorang gadis dengan rambut di ikat asal itu tengah berdiri di lapangan menghadap sang merah putih karena terlambat lagi.

dibawah teriknya matahari Fiona berusaha menahan dirinya tetap berdiri tegak sampai hukumannya selesai. keringat mulai bercucuran di pelipisnya serta wajah putihnya yang berubah menjadi kemerahan akibat panasnya matahari.

Fiona mendudukan tubuhnya di pinggir lapangan tak lupa meluruskan kakinya, ia beristirahat sejenak untuk menghentikan penatnya sebelum pak Reza datang.

Delvin baru saja tiba di lapangan dengan setelan baju olahraga, bunyi bel tadi adalah pergantian jam pelajaran. iya hari ini jadwal olahraga Delvin dan sialnya Fiona ketahuan di hukum lagi.

Tapi tunggu...

Delvin memang marah jika Fiona terlambat kesekolah lagi. tapi sekarang? Delvin tidak mengingatnya sama sekali. Delvinnya tak akan marah kali ini, entahlah Fiona sedih jika terus mengingatnya.

Fiona lama menatap Delvin yang sedang memandu teman-temannya melakukan pemanasan, jarak mereka tak cukup berjauhan. ia rindu lelaki itu tapi keadaannya sudah tak sama lagi.

Sadar akan ditatap Delvin juga tak sengaja melirik Fiona yang terduduk sembarang menatapnya, cukup lama hingga pak Haris sang guru olahraga mengejutkan Delvin hingga kontak mata mereka terhenti.

"Setelah ini kalian mencari kelompok sendiri lalu mengambil bola basket. 1 bola 1 kelompok," ujar Pak Haris lantang.

Fiona memegang dadanya sebentar lalu tersenyum, Delvin menatapnya lebih lama dari biasanya. Apa ia sudah ingat sesuatu.

"Fiona!," pekik seseorang tepat di dekat telinga gadis itu membuatnya mengumpat.

"Annnjing!," umpat Fiona membuat seseorang itu menjewer telinganya.

"Siapa yang kamu maksud?," tanya Pak Reza yang entah berasal dari mana, bahkan Fiona tak melihatnya lewat.

"Eh__ pak, maksud saya itu bukan gitu. Kan saya kaget pak otomatis mulut saya juga kaget sampe ngeluarin bahasa gitu," ujar Fiona panjang lebar, Pak Reza manggut-manggut mendengarnya.

"Karena kamu tadi ngomong kasar, silahkan lanjutkan kembali hukuman kamu,"

"Yah pak, kan tadi bilangnya kalo bapak udah kembali saya boleh ke kelas. kenapa sekarang beda?,"

"Yaudah kembali ke kelas, tapi besok bersihin gudang sama Wc. mau?," tanya Pak Reza membuat Fiona membulatkan matanya.

"Saya berdiri aja pak,"jawab Fiona dengan nada lesuhnya, sementara Pak Reza sudah berlalu pergi tak lupa menyemangati Fiona.

"Gue santet juga nih!," cercah Fiona menatap Jengkel kearah Pak Reza yang sudah jauh.

Fiona kembali melanjutkan Hukumannya, sialnya ia belum sarapan. Ia takut jika ia akan pingsan dilapangan lagi, siapa yang akan menolongnya sekarang. Delvin? lelaki itu bahkan tak mau menatap Fiona dengan waktu yang lama.

"Kuat Fii, bentar lagi bakal istirahat!," Fiona menyemangati dirinya sendiri untuk kesekian kalinya, tapi tampaknya usaha menyemangati diri itu tak bisa berbuat banyak. Tubuh Fiona ambruk seketika itu membuat Pak haris, Delvin serta teman-teman kelas Delvin berteriak khususnya sih cewek.

Fake Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang