"Jangan terlalu mencintai seseorang,kau akan tersakiti,jangan pula memendam perasaanmu kau juga tersakiti.Segera bebaskan dirimu dan jangan memikirkan hal lain,cintai dulu dirimu sendiri baru orang lain,".
Begitulah pesan yang disampaikan diakhir cerita yang gadis itu baca, "Bener jangan terlalu cintaa Fii," Batinnya.
Setelah menaruh novelnya kembali ke Rak bukunya,ia kembali mendudukan tubuhnya di sofa yang terletak di depan jendelanya. Ditemani segelas coklat panas sambil menatap butiran air hujan yang turun dari langit membasahi permukaan bumi malam hari ini.
Sedari tadi gadis itu menerawang hanya menatapi langit yang di penuhi awan hitam, entah sudah berapa panggilan yang ia abaikan.Entahlah hari ini moodnya sangat buruk,setelah pulang dari kencannya, ah tidak itu hanya pantas disebut berdua di mobil dengan orang yang kau cintai sedangkan orang yang kau cintai sedang mengkhawatirkan gadis lain,miris.
Dia belum mengenal Delvin,dia tak berani ah bukan tidak berani menurutnya itu tidak penting. Dan itulah watak Fiona tidak ingin tau kehidupan orang dan dia tak ingin kehidupannya di ketahui orang simpelkan.
Tapi apakah ia harus tidak mengetahui hal-hal yang menyangkut orang yang dikasihi?,orang-orang di sekitar Delvin? oh ayolah mereka sudah berpacaran dengan gaya menembak Delvin, yang terbilang biasa-biasa saja atau tidak romantis itu mampu membuatnya langsung tersentuh.Gadis itu memang sudah mengagumi Delvin sejak di taman mereka bertemu, dan bercerita banyak hal.walaupun pada saat itu Delvin melihatnya merokok,dan juga perasaan fiona yang masih samar-samar tidak seperti sekarang.
Lagi-lagi bunyi nyaring telfon nya membuyarkan lamunannya,gadis itu meraih Handphonenya terletak diatas nakas,lalu mengangkat telfon tersebut.
"Gue didepan," ujar seseorang di seberang telfon.gadis itu tersentak ia mengenali suara itu,suaranya terdengar sedikit menggigil.gadis itu melihat nama kontak yang menelfonnya,jadi beberapa telfon dan notif pesan yang ia dapat tadi semua dari Delvin?.
"De..Delvin,"sapa gadis itu. Lelaki diseberang telfon terdengar kesal "Iya fii ini gue,gue didepan bukain pintunya gue kedinginan,". gadis itu masih mendengarkan suara serta helaan nafas dari lelaki itu dengan perlahan ia membuka pintu kamarnya sembari membatin.Gadis itu menuruni tangga rumahnya dengan tergesa-gesa tanpa memutuskan sambungan telfonnya.
Setelah pintu terbuka, betapa kagetnya fiona melihat sesosok lelaki yang kebasahan,menggigil di depan pintu rumahnya oh tunggu dengan rambut basah itu dia semakin sexy.Astaga apa yang difikirkan gadis itu.
"Delvin,"gumamnya.
Fiona mengajak Delvin untuk masuk kerumahnya "Kok basah?,"tanya gadis itu saat mereka sudah duduk di sofa. Lelaki itu mendengus kesal,betapa bodoh gadis ini "Yah karena hujan Fii,"ujarnya menatap kesal Fiona. "Kok bisa basah,lo nggak lagi larikan ke rumah gue?,"ucapnya memperhatikan lelaki itu.
Delvin memutar bola matanya jengah,Keduanya cukup berpandangan lama sampai akhrinya terdengar suara dentuman bel rumah Fiona. Gadis itu beranjak membukakan pintu untuk seseorang ,sedangkan Delvin hanya menatap dari sofa,ia tak mampu lagi berdiri ia sangat ke dingin dan gadis itu sama sekali tidak peka.
Pintu terbuka,menampilkan sosok seseorang yang mereka kenal "Hay..hay Anita comeback dengan mar__,"ucapan anita terpotong saat menyadari kehadiran makhluk lain di rumah ini. Anita melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah fiona, sembari menatap dingin kearah Delvin.
"Ngapain lo disini?," ujar wanita itu saat sudah mendudukan tubuhnya di sofa kosong diikuti Fiona.
"Gue ke atas bentar,"ujar Fiona berpamitan.
Anita menganggukkan kepalanya,ia meletakkan makanan yang ia bawa cukup banyak,hingga membuat perut seseorang bergemuruh dan menahan ludahnya.
"Nanti aja di makan tunggu fiona dulu,"ucap anita membuyarkan lamunan Delvin, lelaki itu berdecak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Bad Girl
Teen Fictionkini ku ceritakan tentang seorang bad girl!! tidak tidak hanya ingin menunjukkan bahwa dia bad girl tapi sesungguhnya dia Fake!!. Bagaimana jadinya jika seorang bad girl menemukan seseorang yang mampu membuat hatinya mencair?dan perlahan membongkar...