Sedang berada di fase ingin berhenti menunggu, tapi sayang!
*****
Hari minggu yang menyegarkan bagi seluruh manusia di bumi ini! mungkin haha.Salah satunya adalah Delvin, lelaki itu baru saja menyelesaikan lari paginya di minggu pagi ini.
Delvin mendudukan tubuhnya di kursi taman sembari melap keringatnya menggunakan handuk yang di bawanya.
"Gue bener kan, lo nggak ada usaha ingat masa lalu lo karena Alya. sayangnya dia kakak gue dan lo udah baikan sama dia,"
"Lo udah baikan sama dia,"
"Lo udah baikan sama dia,".
Delvin menjambak rambutnya frustasi tatkala suara Fiona terus terngiang di kepalanya.
"Mustahil!," gumam Delvin sembari kembali melap keringatnya.
"Apanya yang mustahil? gue? yaiyalah gue emang mustahil buat lo milikin," Delvin menatap datar kearah gadis yang baru saja mendudukkan tubuhnya di samping Delvin.
"kepedean!," gumam Delvin. Fiona terkekeh pelan mendengar gumaman Delvin.
"Haus nggak?," Fiona menawarkan sebotol air mineral kepada Delvin.
"Nggak!," sergah Delvin dengan cepat. lelaki itu melirik Fiona yang sedang membuka tutup air mineral tersebut.
"Beneran?,"
"Iya!,"
"Padahal udah capek-capek beli, gue minum aja nih," Fiona hampir saja meminum air mineral itu, hingga Delvin dengan cepat merampas air mineral tersebut.
Fiona tersenyum melihat Delvin meneguk airnya hingga tandas.
"Katanya nggak haus!," ejek Fiona.
"Tadi nggak, sekarang iya," ujar Delvin datar.
Fiona lebih mendekatkan tubuhnya di samping Delvin lalu menyenggol lengan lelaki itu.
"Lo...udah ada ingat sesuatu atau apa gitu tentang gue?," tanya Fiona sambil menaik turunkan alisnya.
"Nggak ada, jauh-jauh sana,"sahut Delvin mendorong pelan bahu Fiona membuat gadis itu memasang wajah cemberutnya.
"Beneran?," tanya Fiona tampak frustasi ini sudah satu minggu berlalu Delvin tak ada tanda-tanda mengingat Fiona.
Delvin menghela nafas pelan "Lo kira ini mau gue buat lupa semuanya? udah takdir kali. dan gue minta lo jauh-jauh dari kehidupan gue karena gue nggak ingat tentang lo dan juga siapa lo!," ucapan Delvin membuat seluruh tubuh Fiona bergetar hebat, ia ingin menangis saja rasanya berhadapan dengan Delvin ,seperti ini.
Fiona memberikan senyuman terbaiknya kembali walau Delvin tak melihatnya. "Gue tetap nunggu lo sampai kapanpun,"
"Tunggu aja sampai lumutan," ucap Delvin sadis. lelaki itu benar-benar tidak menatap Fiona sedikit pun.
"Lumutan juga nggak papa, usaha nggak bakalan ngehianatin hasil kan? dan gue percaya itu!,".
"Lah-lah. mau kemana lagi Vin," pekik Fiona saat melihat Delvin berdiri dan mulai berlari kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Bad Girl
Teen Fictionkini ku ceritakan tentang seorang bad girl!! tidak tidak hanya ingin menunjukkan bahwa dia bad girl tapi sesungguhnya dia Fake!!. Bagaimana jadinya jika seorang bad girl menemukan seseorang yang mampu membuat hatinya mencair?dan perlahan membongkar...