Part 22

3.2K 121 4
                                    

Pada akhirnya kekuatan keluarga akan kalah dengan ego dari diri masing-masing__

🍂🍂🍂

Sudah hampir setengah jam gadis itu mondar-mandir di dalam kamarnya,ia benar-benar bingung harus pergi atau tidak.Disisi lain ia tak tega membuat tantenya merasa kecewa cukup sudah dirinya membuat tantenya kecewa dengan kembali ke masa kelamnya bersahabat dengan rokok dan juga Alkohol.

Gadis itu menggigit jarinya kuat,amanda pasti sudah menunggunya dibawah percayalah ia sudah siap,ia sudah rapi dengah dress yang diberikan Amanda untuknya hanya saja ia enggan untuk melangkahkan kakinya.

"Pergi...tidak?,"

"Pergi...tidak?,"

Gadis itu terus bergulat dengan fikirannya,tak lama kemudian pintu kamar gadis itu terbuka menampilkan sosok wanita cantik dia adalah Amanda tante Fiona.

Fiona tersenyum kearah Amanda yang juga tersenyum kepadanya.

"Sudah siap?," tanya Amanda,Fiona menggeleng pelan membuat Amanda menarik nafasnya dalam.

"Nggak papa sayang,itu hak kamu,"

Ada rasa bersalah yang menghampiri hati Fiona mendengar suara lirih tante tersayangnya itu.

Fiona mendekati wanita itu lalu memeluknya erat,Amanda terkejut dengan terjangan tiba-tiba itu.

"Fio takut,Fio nggak diterima Ayah sama Bunda,"ujarnya sekuat tenaga menahan tangisnya.

"Nggak boleh ngomong gitu sayang,kamu ingat waktu Bunda kamu dateng terus kamu malah pergi nggak ngomong sama dia?,"

Ingat,sangat ingat waktu itu Fiona hendak menangis melihat wajah Bundanya yang dirindukannya itu.

Amanda dapat merasakan fiona yang mengangguk "Nah,itu mereka sayang sama kamu,mereka mau kamu sama-sama mereka lagi,"

"Fiona sakit hati,mereka selalu pergi keluar kota lah keluar negeri lah mereka ninggalin Fiona.Bahkan saat acara-acara sekolah mereka nggak dateng malah saling nyuruh2,"

"Sayang...dengerin Auntie,mereka punya alasan dan nanti kamu harus denger alasan mereka,".

Fiona menatap manik mata Amanda sekali lagi,yah ia harus mendengar alasan mereka apapun itu.

*****
Mobil Amanda memasuki pekarangan rumah yang sangat mewah,halamannya saja sangat luas juga sangat indah karena dijejeri bunga dan tanaman lainnya.

Fiona menatap rumah itu,sepertinya tidak terlalu ramai karena hanya ada tiga mobil yang terparkir, mungkinkah hanya untuk orang-orang terdekatnya saja yang diundang?.

Fiona masih tak bergeming di dalam mobil,tiba-tiba saja tangannya dingin dan berkeringat.

Amanda melirik gadis itu,benar-benar tegang ia memegang tangan keponakannya itu sembari tersenyum hangat.

"Apapun yang terjadi,berjanji sama Auntie bahwa Fio bisa lewatin dan mau selesaikan masalahnya dengan cepat,"

Fiona tak tahu harus mengatakan apa,ia tak ingin berjanji karena teringat oleh orang-orang yang selalu berjanji lalu mengingkari.

"Kita pulang kalo Fio nggak bisa,"

Jika bisa ia akan pulang sekarang,tapi melihat wajah tantenya lagi gadis itu benar-benar luluh.

"No,jangan Auntie kita udah di sini,kenapa balik lagi,"Ujar gadis itu sembari menarik nafasnya dalam.

"Oke janji sama Auntie kalo gitu,"

Fake Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang