Jam menunjukkan pukul setengah delapan malam. Fiona menatap sekeliling kamarnya sembari mondar-mandir, gadis itu sedang memikirkan sesuatu yang menurutnya akan menjadi masalah besar baginya.
"Fiiiii.... come on. lo harus mikir,"
Gadis itu terus saja mondar mandir sembari memukul kepalanya pelan hingga matanya berhasil menangkap sesuatu yang berada di atas mejanya.
Fiona mendekati meja belajarnya lalu mengambil sebuah botol obat yang ia ambil dari Delvin tadi sore.
"Jangan-jangan Pil obat ini bukan untuk nyembuhin Delvin! malahan ini buat Delvin semakin lupa sama gue," ujar Fiona sembari mengangkat botol obat itu di depan matanya.
"Cindy! kalo sampe ini beneran obat nggak berguna, lo bener berani main-main sama gue," gumam Fiona kembali meremas botol obat itu.
Tok...tok...tok
Ketukan beruntun dari pintu kamarnya membuat gadis itu segera menaruh botol obat itu kedalam laci meja belajarnya.
"Masuk," teriak Fiona segera duduk di tepi ranjangnya.
"Haiii!," pekik seseorang membuat Fiona langsung berhambur ke pelukan gadis itu.
"Kak," sahut Fiona lalu melepas pelukannya.
Alya menatap gadis di hadapannya sembari tersenyum tipis.
"Udah berhasil buat Delvin ingat sama lo?," tanya Alya sembari membanting tubuhnya di atas kasur Fiona.
Fiona memandang wajah kakaknya yang sedang menguap kecil. Fiona tahu gadis ini baru tiba dari Amerika. Alya pasti mengantuk.
"Lo ngantuk?," tanya Fiona membuat Alya mengangguk kecil.
"Banget!," ujar Alya.
"Gue tidur bentaran oke," ucap Alya, lalu gadis itu benar-benar tertidur pulas dengan sepatu yang tak di lepas nya.
Fiona menggeleng pelan barusaja ia ingin curhat kepadanya tapi Alya keburu tidur, gadis itu melepaskan sepatu kakaknya lalu memperbaiki kaki Alya agar tidur lebih nyaman lagi.
Fiona kembali melirik ke arah Laci dimana ia baru saja menaruh botol obat Delvin.
"Gue harus pastiin obat ini!," ujar Fiona lalu meraih sweater jeansnya dan juga kunci mobil.
****
Pagi hari ini Fiona bergegas ke sekolahnya, jam menunjukan pukul 6 lewat 15 menit sebentar lagi ia akan sampai di sekolahnya. Hanya satu tujuan yang ada dalam kepalanya datang ke sekolah sepagi ini.
Bukan belajar jika kalian berfikir seperti itu.
Tujuan Fiona datang sepagi ini adalah untuk menemui Delvin. Yah Delvin.
Fiona terus saja memikirkan apa yang dikatakan dokter semalam. pil obat itu bukanlah obat untuk kesembuhan Delvin melainkan tambah memperparah ingatan Delvin atau kemungkinan Delvin tidak akan mendapatkan ingatannya kembali.
Mobil Fiona memasuki area halaman sekolah, gadis itu segera memarkirkannya lalu secepat kilat meraih tasnya dan keluar dari mobilnya.
Fiona menatap seisi sekolah, masih lumayan sepi. Memang ini yang ia inginkan, ia ingin hanya Delvin dan Fiona saja yang berbicara berdua.
Gadis itu segera berjalan menuju kelas Delvin, ia akan menunggu di kelasnya saja. Ia tak akan pernah bebas berbicara dengan lelaki itu jika tak menemuinya lebih dulu.
Fiona memasuki kelas Delvin. begitu sampai gadis itu segera duduk di mana tempat Delvin biasa duduk.
"Vin,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Bad Girl
Teen Fictionkini ku ceritakan tentang seorang bad girl!! tidak tidak hanya ingin menunjukkan bahwa dia bad girl tapi sesungguhnya dia Fake!!. Bagaimana jadinya jika seorang bad girl menemukan seseorang yang mampu membuat hatinya mencair?dan perlahan membongkar...