Amanda dan Fiona, menuruni tangga dengan wajah yang sangat ceria.sepasang mata yang melihat adegan itu hanya mampu bersabar, dan menanti saat di mana dia yang berada di posisi Amanda.
Fiona cukup terkejut dengan kedatangan orang tersebut,tapi gadis itu berusaha menahan semua unek-unek di dalam tubuhnya saat melihat wajah itu.
"sayang..,"ucap seseorang itu, saat Fiona mulai melangkahkan kakinya meninggalkan amanda.
Gadis itu menghentikan langkahnya,ia tak yakin bahwa saat ini airmatanya bisa di ajak berkompromi. Sudah sangat lama sekali gadis itu tak melihat sosok ini.
"Sayang Maafin Ayah sama Bunda, Bunda punya alasannya saat itu selalu sibuk Nggak sempet tinggal di rumah.kita kumpul dulu terus bunda ceritain semuanya,"ucap wanita itu pasrah saat melihat putrinya tak berbalik menatapnya.
"Bunda melewatkan pertumbuhan kamu fii,bunda mau tebus semuanya,"ucapnya lagi dan kali ini gadis itu sudah melenggang pergi, tak mampu mendengar hal yang menyayat hatinya itu.
"Sabar yah mbak,"ucap amanda menenangkan kakak iparnya itu.
Malam ini, sesuai ajakan Dito untuk kerumahnya dan batal di rumah Delvin. Rian dan anita menyempatkan diri menjemput Fiona, karena gadis itu tidak ingin menyetir sendiri.
"Lo kenapa fii,kusut bener,"tanya Anita saat melihat fiona sudah duduk di kursi penumpang tentu saja bersamanya.
"Nggak papa nit,"jawabnya.
"Cerita sama gue Fii,"
"Kapan-kapan gue cerita yah,"
Selang beberapa menit mereka menempuh perjalanan,akhirnya mereka telah sampai di kediaman dito.
Mereka menuruni mobil tersebut,rumah dito besar dan juga mewah.
"Heyyoo broo,"pekik rian saat mereka semua telah memasuki,rumah dito yang luas tersebut.
Lelaki yang bernama dito itu hanya tersenyum simpul kepada rian."nggak bareng sama Delvin?,"tanya Dito.
"Gue kira tuh anak udah kesini duluan,"jawab Rian.
mereka mendudukkan tubuhnya di sofa yang terletak di ruang tamu,santai sambil menunggu cemilan di bawakan oleh mbak siti.
Sedari tadi Fiona meyibukkan dirinya dengan ponselnya,entahlah hari ini terasa begitu buruk di fikiran nya. Dan hanya satu pelariannya, yah mengikut ke anita saja dan bermain game Onet di ponselnya.
"Tuh anak kemana yah,kok nggak nongol-nongol,"sahut rian sesekali menengok ke ambang pintu,diikuti mereka semua.
Bunyi nyaring telfon terdengar,seketika tatapan mereka turun ke sebuah ponsel yang berada di meja.
"Handphone lo Fii,"ucap Anita.
Gadis itu mengangkat telfonnya,melihat nomor semalam yang menghubunginya.Gadis itu belum menyimpannya, tentu saja dia tak tahu nama lelaki itu.
"Halo ini siapa sih,kok lo nelfon gue.Gue nggak kenal sama lo jadi ber____,"ucapannya terpotong saat lelaki di seberang telfon itu menyela ucapannya.
"Gue Delvin,lo belum nyimpen nomer gue?,"sahut lelaki di seberang telfon itu,membuat Fiona mengerjap-ngerjapkan matanya.
"De..Delvin?,"tanyanya ulang.
"Iya Gue,lo udah di rumah dito?," tanyanya.
"Iya udah,"
"Otewe," kata Delvin lalu menutuskan koneksi telfon itu secara sepihak.
Gadis itu meletakkan kembali ponselnya, di atas meja sambil menikmati cemilan dan minuman yang disediakan dirumah dito.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Bad Girl
Подростковая литератураkini ku ceritakan tentang seorang bad girl!! tidak tidak hanya ingin menunjukkan bahwa dia bad girl tapi sesungguhnya dia Fake!!. Bagaimana jadinya jika seorang bad girl menemukan seseorang yang mampu membuat hatinya mencair?dan perlahan membongkar...