part 56

2.5K 85 3
                                    

Happy reading

"Chaa...,"

Blamm....

Ponsel yang ditempelkan di indra pendengaran Icha terjatuh begitu saja mendengar suara yang begitu familiar di telinganya.

Icha segera berbalik lalu menatap seisi ruangan yang ia pijaki kemudian menatap bingung ke arah seorang gadis yang masih setia menutup matanya.

"Apa pendengaran gue lagi bermasalah?," tanyanya pada diri sendiri.

"Cha!," pekik seseorang membuat Icha terkejut kaget.

"Kak Alya," sahut Icha. Alya tersenyum.

Gadis itu meletakkan belanjaan snacknya di atas meja sofa, lalu berbalik menatap Icha.

"Gue balik bentaran yah, ngambil laptop. Gue pengen ngerjain tugas gue soalnya,"kata Alya membuat Icha mengangguk.

Alya berjalan keluar dari ruangan Fiona, dengan Icha yang terus saja menatap kepergian gadis itu.

Dia baru saja ingin berbicara jujur, tapi rasa takutnya lebih besar.

*****

"Kenapa lo tiba-tiba minta ketemuan di sini?," tanya Delvin begitu duduk di hadapan seorang lelaki yang mengajaknya untuk bertemu.

Lelaki itu masih menggunakan baju sekolahnya, dia memang tidak berniat untuk pulang ke rumahnya. Dia berniat menjenguk Fiona.

"Dimana Dito sama Rian?," tanya David.

"Mereka ke mini market dulu beli makanan temenin Anita buat di makan di ruangan Fio. Katanyasih pengen nginep," kata Delvin sambil mendudukan tubuhnya di hadapan David.

"Paling sebentar lagi nyusul kesini,"lanjut Delvin.

David mengangguk-anggukkan kepalanya paham.

"Cindy nggak sendirian," sahut David memecah keheningan beberapa detik yang lalu.

"Gue tau, semua orang berlaku jahat pasti ada partner. Contohnya orang suruhan dia kan?,".

David menghembuskan nafasnya pelan"gue bener-bener nggak nyangka aja,"

Delvin mengernyitkan dahinya bingung dengan arah pembicaraan David yang sangat bertele-tele menurutnya.

"To the point aja deh Vid,"

David mengajak Delvin untuk bertemu di cafe. Memang tadi mereka berjanji untuk bertemu di rumah sakit sekalian membicarakan sesuatu, tapi David mengubah tempat mereka untuk berbicara.

"Orang suruhan gue udah berhasil ngorek informasi dari penabrak Fiona, orang suruhan gue ngirim rekaman suaranya," David mengusap wajahnya kasar.

Delvin yang melihat gerak-gerik lelaki itu hanya bisa menahan diri untuk tidak terlalu kepo.

"Nama Ini bener-bener nggak pernah singgah di otak gue Vin, awalnya gue bener-bener nggak nyangka sama apa yang gue denger,".

Delvin memutar bola matanya malas, pembicaraan seperti ini sangat di benci Delvin, ia tak suka bertele-tele.

"Gue tinggal kalo lo nggak ngomong sekarang juga!,"ancam Delvin membuat David terkekeh pelan.

Fake Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang