Pagi hari yang begitu menyesakkan bagi anak kelas tiga,pasalnya hari ini adalah hari terakhir mereka berjuang mati-matian setelah melewati beberapa hari yang menguras fikiran demi kelulusan mereka, begitu pula yang dialami seorang Alya.
Langkah kaki gadis itu terasa berat hanya untuk melangkah ke kantin saja,dia sudah menyelesaikan Ujian matematika yang berarti ujian tadi yang menutup perjuangannya di kelas XII ini,pelajaran yang susahnya Nauzubillah.
"Al,"
Alya berbalik dan menatap lesuh kearah Fiona dan kedua temannya.
"Apa?,"
"Lo kenapa?,"tanya Fiona.
"Gue capek,"ujar Alya lemas
"Kasihan,"ejek Fiona tanpa ekspresi,Alya menatap kesal kearah gadis itu.
"Maunya itu lo semangatin gue kek,"ujar Alya yang telah mendudukan tubuhnya di kursi kantin yang kosong begitupun juga Fiona dan kedua sahabatnya.
"Nyari cowok biar kalo ada apaapa itu di semangatin,"ujar Fiona tersenyum mengejek,Alya mengelus dadanya pelan.
"Entar gue cari,yaudah lo pesenin gue dong laper nih"ujar Alya sembari menopang dagunya,Fiona dan Anita berdiri dan lekas pergi untuk memesan makanan meninggalkan Icha dan juga Alya.
Setelah menunggu beberapa menit Fiona dan Anita datang membawa makanan dan minuman mereka,mata Alya langsung berbinar melihat makanan yang di bawa oleh adiknya itu.
"Thank's adik manis,adik uwuwuwu,"Alya menarik pipi fiona membuat gadis itu menatapnya tajam.
Fiona menepis kasar tangan Alya membuat gadis itu mengusap pelan tangannya "Kasar amat,"ujar Alya lalu mulai memakan makanannya.
"Bodo Amat,"cercah Fiona,Anita dan Icha hanya bisa memandang kedua sodari itu.
Mereka tengah asik memakan makanannya hingga suara pekikan Icha membuat seisi kantin terlonjak kaget.
"Demi apa lo cha,kuping gue sakit njir,"ujar Anita memukul gadis itu.
"Astaga Fii si Delvin lagi di UKS,"pekik Icha membuat seisi kantin mulai ribut-ribut.
Sendok yang di pegang Fiona terjatuh menghantam piring,ia lalu bergegas untuk pergi menuju ke UKS tapi sebelum gadis itu menghilang perkataannya membuat Alya berdengus kesal.
"Al,bayarin makanan gue,"teriaknya, Alya hanya melanjutkan makanannya sembari melancarkan sumpah serapahnya.
"Si Ona kemana?," celetuk tiba-tiba seorang lelaki.
"Astagfirullah,"kaget Anita sembari mengelus dadanya.
"Lo ini dateng-dateng bikin gue jantungan tau gak Vid,"cercah Anita sembari memukul bahu lelaki itu.
"Si Ona mau kemana?,"tanya David lagi,Alya melirik kearah David yang juga meliriknya.
"Nama adek gue Fiona napa lo ganti-ganti jadi ona?,"sinis Alya.
"mulut gue,"sahut David.
"Terserah yah itu mulut lo,gue nggak suka lo ganti-ganti nama adek gue,"
"lo mau nama lo gue ganti juga? tenang aja gue adil kok,"
"Ogah,"
"Yehh,maunya bersyukur,"
"Gak akan,"
"Cowok ganteng kaya gue lo gak syukurin? gue heran lo cewek asli,"
"Mulut lo yah,"Alya melemparkan sendok nya ke arah David,lelaki itu dengan cepat menghindar.
"Gila singa kalo marah serem banget njir,"ujar David membuat Alya lagi-lagi mendekat untuk memukul lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Bad Girl
Teen Fictionkini ku ceritakan tentang seorang bad girl!! tidak tidak hanya ingin menunjukkan bahwa dia bad girl tapi sesungguhnya dia Fake!!. Bagaimana jadinya jika seorang bad girl menemukan seseorang yang mampu membuat hatinya mencair?dan perlahan membongkar...