Part 35

2.8K 135 9
                                    

Permohonan maaf hanyalah buah bibir mu saja dan kau tak pernah benar-benar menepatinya!

*****

Fiona berjalan lunglai kembali ke kelasnya,entahlah tiba-tiba moodnya turun drastis melihat kedekatan Delvin dengan Cindy walaupun hanya melihat mereka jalan berdua tetapi tetap saja Cindy kan wanita,lelaki dan wanita berjalan bersama akan terlihat aneh di mata orang-orang.

Bruk..

"aww..,"ringis Fiona,gadis itu menatap tempat sampah yang ia tabrak.

Dengan segera Fiona memungut sampah berserakan itu.

"Fii,"

Fiona mendongak menatap sesok gadis yang telah menegurnya.

"Cin,"Sapa Fiona ramah,gadis itu mengedarkan pandangannya hingga matanya terhenti pada papan penanda kelas,iya ini kelas Delvin.

"Fii,"panggil Cindy kembali membuat lamunan Fiona buyar.

"Eh..,"kaget Fiona.

"Lo nyari Delvin yah?,"tanya Cindy,Fiona menggeleng pelan ia lantas kembali melanjutkan langkahnya hingga pekikan Rian dan Dito mengintrupsi pendengarannya.

"Ona!,"pekik Rian dan Dito,Fiona memejamkan matanya sebentar lalu berbalik menatap nyalang kearah kedua lelaki itu.

"Mati lo berdua!,"tunjuk Fiona kearah dua lekaki itu,ia kembali melanjutkan langkahnya dengan hentakan kakinya.

"Dia kenapa sih?,"tanya Rian "Padahal gue cuma mau tanya Anita dimana loh,"tambah Rian lagi.

"Lo pernah lihat cewek PMS?,"tanya Dito,Rian menggeleng pelan.

"Yah awalnya kaya Fiona tadi,pas lagi sakit-sakitnya lo jangan deh ladenin cewek PMS bisa-bisa lo dikirim ke kebun binatang bareng adek lo!,"ujar Dito,Rian mengerutkan keningnya bingung sementara Cindy menahan tawanya ia lebih memilih untuk masuk kembali ke kelasnya.

"Adek gue siapa?,"tanya Rian polos.

"Lo nggak kenal adek lo yang mukanya mirip sama lo hobinya makan Pisang itu?,"

Rian sempat bingung hingga ia paham dan langsung menatap datar kearah Dito.

"Gue doain lo semoga cepet putus sama Icha,"senyum simpul tercetak di wajah Rian.

"Pacaran aja belum,"sela Delvin yang tiba-tiba keluar dari kelas mereka.

"Anjir,"umpat Dito.

*****

Fiona tiba di kelasnya,pintu kelas tertutup membuatnya terhenti sembari menatap lama pintu itu,apa bu Devi sudah datang? jadi sia-sia saja teman sekelasnya berdoa.

Ah sungguh Fiona benar-benar tidak menyukai matematika,ia juga sedang tidak mood untuk belajar jangankan belajar duduk tanpa melakukan apapun ia juga tidak mood.

Tangan fiona terulur untuk memutar kenop pintu kelasnya.

"Yahhhh ib___eh Alhamdulillah,"pekik semua teman kelasnya,pasalnya mereka semua tetap dalam keadaan berdoa agar guru matematikanya tidak mengajar hari ini.

Fake Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang