Fiona memasuki kelasnya dengan wajah yang sedikit di tekuk. Gadis itu baru saja berkeliling mencari Delvin saat jam istirahat tadi tapi yang ua cari tak pernah ia temukan, kedua sahabatnya yang sudah sedari tadi berada di dalam kelas kini menatap gadis itu.
semua teman sekelasnya yang lain mungkin masih sibuk di area luar sekolah, menikmati waktu istirahat mereka.
"Kenapa lagi?," tanya Anita kini menaruh ponselnya yang ia gunakan bermain PUBG tadi.
Fiona melipat kedua tangannya di atas meja, menarik tas Anita untuk ia gunakan sebagai bantal"Delvin cuekin gue lagi," kata gadis itu lirih.
Icha menaruh Liptint yang di gunakannya tadi lalu mendekat kearah Fiona.
"Amnesia itu emang butuh waktu Fii, waktunya pun bukan dalam jangka pendek. intinya sekarang lo berdoa aja, terus sabar," ujar Icha sembari memegang bahu sahabatnya itu.
Fiona menghela nafas pelan "Kalau seandainya dalam jangka dekat ini, Delvin masih nggak ingat sama gue. apa yang harus gue lakuin?,"
"Lupain dia!,"
Ketiga gadis itu sontak menengok menatap seorang gadis yang baru saja memasuki kelasnya, yang juga telah menyela ucapan mereka.
"Ngapain lo kesini?," tanya Anita.
"sebenarnya Jalan-jalan aja, buat lihat mantan cowok gue," ujar Cindy kini duduk di atas meja salah satu teman Fiona.
Fiona tertawa mendengarnya "Lo bener-bener munafik yah, cantik tapi muka dua!," celetuk Fiona.
Cindy memainkan jarinya "Ah, gue emang gini. lo aja yang nilai gue baik," tawa Cindy kembali.
Anita mengepalkan kedua tangannya "Ckck...sifatnya udah keluar Fii, makanya dulu gue ingetin lo. jangan mudah percaya sama orang lain, apalagi ngasih bebas pacar lo buat deket sama cewek lain biarpun mereka temen,"
Cindy menatap Anita dengan sorot malas "Bilang aja sahabat lo ini penilai yang buruk,"
Fiona menatap dingin ke arah Cindy, apa Cindy belum mengenal Fiona? Si Bad Girl insyaf, kalau bukan karena Delvin mungkin gelar itu masih melekat di dirinya yah walaupun sesekali masih lepas kendali.
"Ohiya tentang Delvin dan kenangan lo berdua? dua-duanya udah nggak bisa balik lagi kaya dulu. Delvin udah kehilangan memori tentang lo berdua, dan sekarang Delvin milik gue. terus apa yang lo harapin selain lepasin dia buat gue?,"
Fiona menatap datar kearah gadis itu lagi.
"Lo kira gue mau lepasin dia buat lo?," kekeh Fiona menatap dingin ke arah Cindy "Delvin? raganya emang lo yang miliki tapi hatinya?," tanya Fiona sedikit tertawa melihat wajah emosi Cindy.
"sebaiknya Lo keluar sekarang atau gue seret?," ucap Fiona dingin membuat Anita dan Icha menatap gadis itu.
Cindy terdiam sebentar, gadis itu menatap ke arah Fiona yang kini menatapnya dengan sorot dendam.
"Keluar!," sahut Fiona lagi.
Cindy terkekeh "Santai aja dong, omongan gue yang tadi tolong di mengerti yah,".
Fiona berdiri lalu menarik tangan Cindy paksa untuk keluar dari kelasnya, hingga seseorang menghentikan pergerakan Fiona.
"Vin," lirih Fiona melepas pelan cengkramannya dari lengan Cindy.
Cindy meringis, lalu mengusap lengannya. Delvin yang melihat Cindy mengusap lengannya langsung mengambil alih pekerjaan itu.
"Kenapa lo seret dia kaya tadi?," tanya Delvin setelah mengelus lengan Cindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Bad Girl
Teen Fictionkini ku ceritakan tentang seorang bad girl!! tidak tidak hanya ingin menunjukkan bahwa dia bad girl tapi sesungguhnya dia Fake!!. Bagaimana jadinya jika seorang bad girl menemukan seseorang yang mampu membuat hatinya mencair?dan perlahan membongkar...