part 53

2.3K 85 4
                                    

Kalo kamu nggak nafas, otomatis aku juga nggak nafas! Kan kamu separuh aku mhuehe!

Happy reading gaissss

****

Beberapa menit yang lalu. Setelah berita yang di bawa sang dokter tersebut. Lorong UGD menjadi sangat sunyi senyap.

David, Anita maupun Rian tak tahu harus mengatakan apa. Menangis tanpa suara mungkin lebih baik bagi mereka.

"Sialan!," geram David meninju dinding dingin di sekitar lorong UGD.

"Anjing!!," umpat David meremas rambutnya frustasi.

"Yan! Gue nggak salah denger kan?," sahut Anita yang kini terduduk di lantai memeluk tubuh Rian.

"Kita kasih tahu yang lain dulu Nit," sahut Rian sembari merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya.

****

"Apa yang kamu takutkan tentang aku?," tanya seorang gadis yang sedang memakan ice cream rasa Vanilla di tangannya kepada seorang lelaki di sampingnya.

Lelaki itu tampak berfikir "takut kehilangan mungkin," sahutnya.

"idihhh, semua cowok juga ngomong ke cewek takut kehilangan tapi buktinya malah di selingkuhin. Ditinggalin! Dasar,"

Lelaki yang berstatus sebagai pacarnya itu kembali tersenyum tipis melihat sang kekasih yang kelewat imut saat memakan ice cream.

"Fiii! Makan Ice cream itu yang bener!," sahut Delvin sembari membersihkan sisa Ice cream di pipi gadis itu.

"Nggak usah ngalihin pembicaraan deh. Kamu harus jawab pertanyaan aku tadi,"

"Takut kehilangan,"jawab Delvin tegas.

"kalo misalkan tiba-tiba aku nggak bisa nafas lagi, kamu bakalan nyari pacar baru kan?," tanya Fiona sembari menyelidik sang kekasih.

"Iyalah, masa aku terus-terusan jadi jomblo,"sahut Delvin membuat Fiona berdecak kesal sambil menjambak rambut lelaki itu.

"Aww...sakit Fii,"

"maunya tadi ngomong kaya gini dong "nggak lah, kalo kamu nggak nafas lagi otomatis aku juga nggak nafas kan kamu separuh aku heheh" GITU!,"

"yaudah, aku ngomong gitu aja,"

"Idihhh, plagiat!," sahut Fiona sembari meninggalkan Delvin untuk menuju ke mini market di seberang jalan dari taman yang mereka pijaki.

"Nyebrang lihat kan____

Brruuukkkkk....

"FIONA!,"

"Delvin!,"

Delvin mengerjapkan matanya menatap ruangan bercat putih yang ia tempati.

Lelaki itu mendudukan tubuhnya sembari mengusap wajahnya kasar.

"Kamu kenapa sayang?,"

Delvin melirik ke arah sang Mama yang mengusap rambut hitamnya.

"Kamu nggak papa?," tanya Marina kembali, Delvin menggeleng pelan.

"Kenapa ingatan itu?" batin Delvin bertanya.

Delvin kembali menidurkan tubuhnya di ranjang, Marina yang melihat sang putra kembali tertidur langsung mengusap rambut lelaki itu.

Fake Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang