8 |MELEPASKAN DIRI

13.1K 668 24
                                    

Selamat membaca cerita Metafora versi baru🙆

Mery tidak tahu harus berbuat apa ketika cowok di hadapannya ini menguatkan pelukan di pinggangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mery tidak tahu harus berbuat apa ketika cowok di hadapannya ini menguatkan pelukan di pinggangnya. Padahal Mery sudah berkata dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Lepasin gue, Ren. Gue gak bisa." Mery berusaha melonggarkan pegangan tangan Rendi dari pinggangnya. Namun tenaganya kalah kuat dari cowok itu.

"Kenapa gak bisa? Lo lupa sama kejaAldevan tiga bulan lalu? Gue sayang sama lo, Ry." Rendi meniup-niup telinga Mery, dia tidak peduli seberapa kuat usaha Mery melepaskan tangannya.

"Gue emang pernah ngelakuin itu sama lo, tapi itu bukan berarti lo bakal selamanya jadi milik gue, Ren. Sekarang lepasin gue, lo gak bisa kayak gini. Cepetan!" suara Mery meninggi.

Mungkin menurut Mery mempermainkan hati cowok itu biasa. Terlampau dari apa yang ia lakukan dulu, dan Rendi menjadi salah satu korban permainan hatinya.

Rendi menggeleng kuat. "Gak, pokoknya lo harus jadi milik gue," titah Rendi.

Mery menggeleng cepat, masih berusaha melepaskan jari-jari Rendi yang seolah melekat di pinggangnya.

"Gak, gue gak mau. Lepasin gue, Ren. Lo salah sangka soal hubungan kita, lo masih ngira gue cinta sama lo itu salah. Perjanjian kita cuma tiga bulan, kan? Dan udah berakhir bahkan sebelum gue kelas sebelas," jelas Mery.

Rendi berdecih. "Seenak jidat gitu lo tinggalin gue, Ry? Lo harus tanggung jawab."

"Emang lo hamil?"

Rendi berdecak. "Lo kira gue cewek? Perasaan gue Ry. Perasaan!" kekeh Rendi. Lagi seriusnya sempat-sempat saja Mery membuat lelucon itu.

"Perasaan? Gue baru tau lo punya perasaan?" tanya Mery menyindir.

"Apa maksud lo sih, Ry?"

Mery memutar bola matanya. "Gue bukan tipe cewek yang ngerti perasaan semacam gitu. Lagian gue cuma pengen seneng-seneng sama lo. Gak lebih dan gak ada perasaan suka dari gue buat lo."

Sepertinya perkataan Mery tadi kontan membuat pegangan Rendi di pinggangnya melemah. "Dan inget." Mery mendorong dada Rendi membuat cowok itu mundur selangkah. "Gue gak mau ketemu lo, lo gak perlu ribet dateng ke sini."

Napas Rendi bergemuruh, dadanya naik turun serta tatapannya mulai menajam. Perkataan Mery tadi sudah membuatnya naik darah sehingga kini cowok itu tidak tanggung-tanggung mencekal lagi tangan Mery dengan keras.

"Terima gue atau lo gak akan bisa lari dari sini?!" ancam Rendi, Mery langsung menatap cowok itu dengan raut terkejut.

"Jadi lo mau ngancem gue?"

"Lo kira gue bakal lemah gitu sama lo?"

"Ren, lepasin gue gak!" Kali ini ucapan Mery hampir mengalahkan musik DJ yang memenuhi ruangan. Cewek itu sengaja menaikka suara agar semua orang mendengar dan membantunya. Ia menatap Rendi sambil mengernyit dalam.

METAFORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang