48 | ANTARA DUA JANJI

7.1K 405 11
                                    

Chapter 48: Antara Dua Janji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 48: Antara Dua Janji

Ada sekitar sepuluh menit berlalu, Aldevan menyusuri jalanan sore ditemani angin sejuk menyentuh kulit. Kini, cowok itu sudah sampai di depan rumahnya, memarkirkan motor, melepas helm, lalu merapikan rambutnya yang acakan.

Hal pertama yang ia dapati saat membuka pintu ialah keberadaan Anggie, ia mengernyit, bukan karena Anggie sedang menatapnya dingin melainkan wanita paruhbaya lain yang juga duduk di sampingnya.

Itu Hasna--bundanya Hana.

"Assalamualaikum." Aldevan memberi salam, jaket menggantung di pundaknya. Enggan menatap Hasna lebih lama.

"Waalaikum salam," jawab Anggie datar, bernada dingin. Entah kenapa, Aldevan tidak mengerti apa yang terjadi sebelumnya.

Tidak pernah mamanya berekspresi seperti itu. Apalagi sekarang ada tamu.

"Darimana saja baru pulang jam segini, Aldevan?" tanya Anggie, Aldevan yang berjalan menaiki tangga lantas menghentikkan langkah, menatap mamanya.

"Nganter Mery pulang dulu tadi." Aldevan menjawab tidak kalah dingin. "Ada pertanyaan lagi?"

Ini pertama kali, suasana antara ibu dan putranya itu terlihat mencekam. Dari sisi Aldevan sendiri, mendadak moodnya menurun sebab kehadiran Hasna. Namun, yang ia pikirkan adalah reaksi berbeda Anggie.

Apa ia telah melakukan kesalahan?

"Mama mau bicara hal penting sama kamu, setelah ganti baju kamu cepetan turun. Enggak pake lama," kata Anggie. Masih terdengar memaksa. "Makannya tunda dulu, tante Hasna udah nunggu lama pengen bicara."

Aldevan tidak punya jawaban selain mengangguk. Toh, mungkin hal itu penting, sekalian ia ingin mengetahui apa kesalahannya. Juga, apa gerangan Hasna datang ke rumahnya.

•••

Duduk menautkan jari tangan, jam berdetak pada sisi ruang tamu memecah keheningan. Aldevan menuruti perintah mamanya untuk bicara di ruang tengah. Meski ia sendiri tidak tau apa yang tengah dipersoalkanm

"Kamu mencintai Mery? Sudah berapa lama kalian pacaran?" tanya Anggie, usai beberapa detik terdiam.

Sempat Aldevan melirik Hasna yang terlihat menahan napas menunggu jawaban Aldevan. Namun berusaha memapar senyum.

"Belum satu bulan." Aldevan menjawab seraya memainkan ponsel, tanpa melihat Anggie. "Aldevan sayang kok sama Mery."

Anggie mengangguk paham. "Begitu, kalo kalian putus?"

Pertanyaan Anggie membuat Hasna tidak nyaman, ia menyikut lengan Anggie mengingat apa yang sahabatnya itu tanyakan.

Kali ini Aldevan menatap Anggie dengan kening berkerut dalam. "Maksud Mama?"

"Kalo kalian putus? Bisa?" ulang Anggie penuh penekanan.

"Enggak," jawab Aldevan. Ia masih belum mengerti arah pembicaraan Anggie. "Masa belum pacaran sebulan udah putus, Mama yang bener aja. Apa tujuan mama nanya? To the point aja bisa?"

METAFORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang