24 | KARENA KAMU MILIKKU

10.6K 522 19
                                    

Chapter 24: Karena Kamu Milikku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 24: Karena Kamu Milikku

Dalam kelas, tepat sekali ketika jam kosong dimulai setelah Adnan memberitahu jika guru-guru sedang mengadakan rapat penting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam kelas, tepat sekali ketika jam kosong dimulai setelah Adnan memberitahu jika guru-guru sedang mengadakan rapat penting. Adnan mengatakan rapat itu membahas tentang acara besok, yaitu pertunjukan eskul untuk menyambut kunjungan kepala sekolah SMA Nishida.

Sebab itu, sekarang Aldevan berkumpul bersama dua temannya di ruang properti eskul, Arlan dan Kevin. Seperti biasa, mereka juga termasuk dalam acara.

"Ciah, apa gue katakan. Gue bakal menang." Arlan mendaratkan pantatnya di kursi. Tersenyum kemenangan. "Tapi percuma sih gue nagih taruhan lo, lagi pun lo udah nembak Mery secara terang-terangan, cukup memuaskan bagi seorang Arlan," ucap Arlan, dia menepuk bahu Aldevan sekali. Lalu tertawa pelan.

"Taruhan? Lo bedua taruhan apalagi, kok gue gak diajak?" tanya Kevin, duduk di kursi samping Arlan.

Arlan mencibir. "Percuma geb, gue kasih tau pun lo nolak mentah," katanya. "Jarang emang cowok penakut kayak lo mau taruhan. yang ada udah mundur dulu."

Kevin hanya nyengir, dia memang tak suka taruhan, apalagi yang ekstrim-ekstrim seperti Arlan. Dulu saja, dia hampir mengorbankan gebetannya sendiri.

Kevin mengangkat dagu. "Enak aja ngatain gue penakut, ngerasa laki banget lo?:

"Iyalah. yang bener laki itu yang nerima tantangan, bukan macam lo naruhin sepatu gebetan aja angkat tangan," cibir Arlan. "Kejantanan lo perlu dipertanyakan."

Kevin menggeplak kepala Arlan dengan buku. "Sialan. Masalahnya itu gebetan gue nyet. Gak tega gue. Cewek polos cantik digituin," titah Kevin, tak terima kalau nanti gebetannya kenapa-napa.

Bukannya marah Arlan justru tertawa, begitulah kadang pertemanan mereka, selalu dibumbui dengan candaan tanpa memasukkan ke dalam hati setiap perkataan satu sama lain.

Mengingat soal gebetan, Arlan jadi teringat soal Mery yang ditembak oleh Aldevan.

"Ngomongin gebetan gue mendadak teringat Mery ya, haha, rencananya tuh cewek mau gue gebet. Yah udah direbut makhluk sana." Arlan menggidikan dagunya ke arah Aldevan.

METAFORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang