37 | AKU MENCEMASKANMU

8K 368 9
                                    

Chapter 37: Aku Mencemaskanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 37: Aku Mencemaskanmu

Hentikan jika kamu sudah merasa ragu, teruskan jika hatimu sudah yakin akan hal itu.
•••

Tangan Aldevan terkepal selama menuju kolam renang belakang sekolah, ada rasa khawatir dan ketakutan sendiri menyerbu hatinya. Beberapa siswa yang tadinya sibuk makan berusaha mengekor diam-diam dari belakang, tetapi tidak untuk Arlan, Kevin, Sarah, Tasya, Raya dan Hana yang secara terang-terangan mengikuti sahabatnya.

"Gue rasa lo harus tenang dulu, Al ," saran Arlan sembari mensejajarkan langkah, menepuk pundak Aldevan berniat menenangkan.

Aldevan mendelik dengan ujung matanya. "Gimana gue bisa tenang, bego?!" sahutnya membuat Arlan bungkam.

"Lo pastiin dulu berita itu bener atau nggak." Arlan berani bersuara, Aldevan sontak menghentikan langkahnya begitu juga empat orang di belakangnya, menatap Arlan.

"Jadi Kakak kira aku bohong?" tanya Sarah, tidak terima merasa diragukan.

Arlan mengernyit menatap Sarah. "Jangan-jangan, kenapa cuma lo yang liat?"

Sarah mendengus. "Ceritain sekarang sama aja buang waktu, Kak, mending kak Aldevan cepetan ke kolam. Aku takut kak Mery udah nggak bernya-'"

"Sarah!!" sela Aldevan, alisnya menukik tajam. Ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi, meski kenyataanya Aldevan tidak memiliki rasa lebih pada Mery. "Gue bahkan nggak akan ampunin lo kalo pacar gue kenapa-kenapa."

Langkah Aldevan kembali berlanjut usai memberikan ancaman itu pada Sarah, sedangkan empat orang lainnya masih mengekor dengan rasa penasaran yang semakin membuncah. Pasalnya, siapa yang berani melakukan itu pada Mery? Otak mereka berputar lebih keras, menerka-nerka apa sebenarnya hal yang terjadi.

"MERY?!"

Ketika sampai di depan kolam renang mata Aldevan membulat sempurna, Arlan, Kevin, Sarah dan Hana terkesiap lalu menutup mulut mereka. Mendapati Mery yang berusaha mengambil napas meski tangan, kaki, mulut, dan matanya juga terikat.

"Hi-an uhk ohohin hue." (Aldevan uhk tolongin gu-e) Sayup-sayup terdengar rintihan Mery.

Tanpa membuang waktu, Aldevan melepas sepatu serta kaos kakinya lalu terjun ke kolam, seluruh pasang mata yang menyaksikan dibuat terkagum sesaat teriakan histeris keluar dari mulut mereka.

"Yan lo hati-hati." Kevin memberi isyarat, karena kolam renang itu memiliki kedalaman yang cukup membuat siapa pun yang tidak bisa berenang dalam bahaya.

"Kak Aldevan cepet kak, kak Mery udah kehabisan napas." Sarah histeris.

Gerakan tangan Aldevan lantas lebih cepat dari sebelumnya, mereka yang menonton menarik napas panjang, ketika Mery hampir saja tenggelam sebab cewek itu pasrah dan tidak bisa mengambil napas lagi. Dengan cepat, Aldevan meraih tubuh Mery dan melepas kain yang menutupi matanya.

METAFORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang