55 | SEKOTAK KUE COKLAT

7.1K 340 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Meski nyaman ini semakin kurasa, perih sakit kian mendera, meninggalkanmu rasanya semakin sulit pula.
•••


"Masukkin coklatnya lagi, Ry. Biar tambah manis," saran Tasya. Dia mengambil sebatang coklat lalu memasukkannya ke adonan kue yang sedang di aduk oleh Mery.

"Eh, sembarangan banget sih lo, kata pacar gue jangan terlalu manis," kilah Mery. Dia menepis tangan Tasya yang hendak memasukkan coklatnya lagi.

Tasya berdecak sebal. "Terlalu manis darimananya, lo tadi cuman masukkin setengah batang. Tai lo manis, yang ada pacar lo mukanya masam abis makan tuh kue," cibir Tasya.

"Udah-udah, lo bedua bacot. Gini aja Ry, lo kira-kira belum masukkin coklatnya, seingat kata nyokap gue, bikin cookies butuh coklat yang banyak. Biar bukan manis luarnya aja dalemnya juga," kata Raya berjalan mendekati Mery lalu mencolek adonannya, melumernya dalam mulut. "Ini kurang."

"Sembarangan colek lo, ini manis, kalo makannya sambil liat muka gue," ujar Mery setelah menepis telunjuk Raya yang ingin mencolek adonannya lagi.

"Elah Ry, pengen muntah gue." Tasya berjalan menjauh dan mendekati sofa, mengganti channel TV yang menyiarkan berita. Sementara Raya, ia menempelkan punggung tangan ke dahi Mery.

"Lo sakit, Ry?"

Mery menepis tangan Raya dari dahinya. "Gue sehat lah."

"Kirain, lo beberapa hari ini aneh."

"Sok polos lo, Ya, kayak anak cupu aja gak peka kalo temennya lagi jatuh cinta," sela Tasya membenarkan.

Lantas Mery mengerjapkan matanya, beberapa hari ini dia memang sudah gila karena menghabiskan waktu bersama Aldevan.

Pertama, dia rela mengubah style hanya demi cowok itu. Kedua, dia rela bangun pagi demi memasak nasi goreng untuk Aldevan. Dan ketiga, bahkan bisa dikatakan lebih parah, Aldevan berhasil membuatnya begadang hanya untuk bikin kue orderan pacarnya.

Dia seperti babu namun berstatus pacar.

"Gue masih gak percaya deh, sumpah, suer tekewer-kewer, gue baru kali ini menyaksikan kalo cinta bisa ngerubah siapa pun jadi gila. Biasanya di sinetron atau film doang," kata Raya.

Mendengarnya Mery memutar tubuh 180° menghadap kedua sahabatnya sambil mengaduk adonan. "Tapi sekarang lo percaya, kan? Ternyata cinta gak seburuk yang gue kira."

"Iya sih. Lo yakin akan bertahan lama?" Tasya mengusap dagu berpikir. "Kadang tuh Ya, rasa cinta orang pasti perlahan pudar. Dan endingnya putus, jadi mantan. Intinya nih, lo udah pernah belum denger Aldevan ngomong cinta ke elo?" tanyanya mengintimidasi.

Mery menganggukan kepala, dia mengingat-ngingat masa dimana Aldevan mengatakan cinta kepadanya. Kata I Love You masih terngiang secara detail di otaknya.

METAFORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang