30 | SATU SEKOLAH

9.3K 427 4
                                    

[VOMENT YAA. ITU SANGAT BERARTI BUAT AKU]

Chapter 30: Satu Sekolah

Sebuah mobil berwarna silver berhenti di depan gerbang SMA Bakti Buana, sosok gadis berambut selengan yang keluar dari mobil itu membuat beberapa pasang mata menoleh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebuah mobil berwarna silver berhenti di depan gerbang SMA Bakti Buana, sosok gadis berambut selengan yang keluar dari mobil itu membuat beberapa pasang mata menoleh. Wajah yang sangat asing, beberapa pasang mata bahkan mengerjap memastikan siapa gadis itu.

Namun nihil, tak ada yang mengenalinya, mereka pun kembali pada aktivitas masing-masing.

Gadis itu tidak lain adalah Hana, ia mengedar pandang setelah menutup pintu mobil. Ya, ini adalah hari pertamanya sekolah di SMA Bakti Buana.

"Gimana menurut kamu? Bagus?" tanya Haris--ayahnya Hana yang sudah berdiri di sampingnya sambil mengusap turun rambut Hana.

"Bagus kok Pa, Hana suka, meski masih bagusan di London sih," jawab Hana.

Haris tersenyum. "Iyalah. Ini Indonesia. Bukan London. Kamu mau Papa antar sampai ke kelas?"

Hana menggeleng, ia masih kuat berjalan. Toh, apa kata orang-orang nanti jika melihat Haris, bisa-bisa dia disamakan dengan anak SD yang baru masuk sekolah.

"Nggak usah, Pa. Hana bisa sendiri, udah gede malu dong," kata Hana meyakinkan.

Lewat senyum putrinya, Haris menyimpulkan jika Hana sangat niat bersekolah di sini. Setelah dua tahun, waktu yang cukup lama untuknya menempuh pendidikan di London.

"Oke kalo gitu, Papa berangkat. Kamu belajar yang rajin, patuh sama guru, ulangan jangan menyontek. Makan jangan telat, bekal sudah dibawa?" cerocos Haris khawatir. Hana mengangguk.

"Udah."

"Obat?"

"Udah, Pa."

Haris mengacak gemas rambut Hana. Ia melambai sesaat sebelum masuk ke mobil dan melayangkan satu senyuman lagi untuk Hana.

Hana tersenyum geli, ia mengerti Haris khawatir. Tapi ia juga harus berusaha mandiri meski semua nampak sulit dilewati. Berbaur dengan lingkungan baru, beradaptasi mencari teman baru, namun yang tersulit menurutnya adalah meraih hati Aldevan lagi.

Oke, ia pasti berusaha walau Aldevan sudah memilki orang lain sebagai pemilik hatinya.

Hana mengedar pandang, bingung harus berjalan kemana karena ada dua pintu masuk, samping kiri atau kanan keduanya sama-sama dilalui oleh siswa.

Memilih masuk lewat pintu kanan, Hana sengaja menghampiri dua cewek yang sedang berdiri tak jauh dari pintu itu. Baik, kelihatannya dengan bertanya Hana akan lebih mudah menemukan kelasnya.

"Maaf." Hana memulai canggung. Kedua cewek yang tidak lain adalah Raya dan Tasya menautkan kedua alisnya. "Eng ... gue mau nanya, ruang TU dimana?"

Raya memiringkan kepalanya guna melihat lebih jelas wajah Hana. "Lo jangan nunduk, gimana gue mau liat lo siapa? Kaku bener."

METAFORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang