5 | HUKUMAN

15.9K 745 13
                                    

Chapter 5: Hukuman
****

Kenangan itu bisa kembali kapan saja, bahkan ketika kamu berusaha melupakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenangan itu bisa kembali kapan saja, bahkan ketika kamu berusaha melupakannya.
-Metafora-
•••

Tidak sampai disitu rupanya kesialan Aldevan, baru saja dia sampai di depan gerbang sekolah, Mery menghadangnya dengan merentangkan tangan di tengah jalan. Menghalangi cowok itu untuk masuk lebih dalam menuju parkiraan.

"Stop!"

Mesin motor Aldevan kontan berhenti, telat sedikit saja bagian depan motornya akan menghantam perut Mery.

"Udah bosen hidup lo hah?!" tanya Aldevan tegas, ketika cewek itu malah acuh dan bersidekap.

"Gue malah bosen liat muka lo," ucap Mery, ketika Aldevan turun dari motornya. Cowok itu membuka helm dan merapikan rambutnya.

Tidak sepenuhnya Aldevan kesal, ia malah tersenyum sinis karena penampilan Mery yang 80% berubah, rambutnya dikepang, kacamatanya hampir melorot, dan kuku yang dulunya dicat sekarang bening kembali. Lalu 20% yang kurang itu adalah seragamnya yang begitu ketat dan sifatnya yang urakan.

"Lah, kalo gitu kenapa lo ngalangin jalan gue?!" ucap Aldevan penuh penekanan.

"Suka-suka gue lah!"

"Ck, berarti suka-suka gue juga mau ngebongkar aib lo."

Mery kaget, kedua alisnya naik, lagi-lagi Aldevan mengancamnya soal pensi kemarin. Mery memicing, ia tetap memasang wajah sok tidak peduli. Namun lagi ia kalah telak saat Aldevan memasang kembali helmnya dan berkata.

"Siap-siap skors lo nambah tiga hari."

Ancaman Aldevan kontan menyentaknya kembali dalam ketakutan, masalahnya yang menjadi korban di sini bukan dirinya saja tapi Raya dan Tasya juga.

"Tapi kan gue udah penuhin syarat lo," Mery mencebik tidak terima. Enak saja Aldevan berkata seperti itu padahal dirinya sudah rela merubah gaya.

Aldevan tersenyum sinis."100% lo harus berubah 100% yang gue mau."

Mery berdesis. "Lo ngelunjak ya. Gak ah, emang siapa lo sok ngatur-ngatur hidup gue?"

Aldevan mendengus. Dasar cewek pelupa. "Sekarap lo. Gue cuma ngasih lo peluang nutupin kesalahan," ucapnya datar, tapi itu ada untungnya juga buat Mery, mungkin suatu saat cowok itu akan lupa dan membiarkannya kembali menjadi Mery yang semula.

Tapi, apa yang belum berubah seratus persen dari dirinya?

Mery memandang tubuhnya sendiri dari atas ke bawah, lalu menatap Aldevan seolah meminta penjelasan.

"Ish. Apa coba yang belum berubah dari gue?" tanya Mery akhirnya.

Mata Aldevan lantas melihat bagian tubuh atas Mery, dua kancing atasnya terbuka. Menampilkan dada putih cewek itu.

METAFORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang