Chapter 19: Kejutan
Jangan pergi, jangan pernah enyah jika aku sudah nyaman bersamamu selama ini.
•••
"Permisi, kakak boleh ikut main?"
Kedua gadis kecil menoleh, salah satunya adalah Syifa, mereka mendapati Mery dengan senyum mengembang berdiri di depan pagar rumahnya.
"Eh, kak Mery? Bentar Ka aku bukain."
Syifa berdiri kemudian membukakan pagar untuk Mery, namun wajahnya masih bertanya-tanya mengapa Mery mendadak datang hari ini, biasanya Sabtu atau Minggu saja. Tapi hari ini, hari senin.
Senyum Mery tetap mengembang, sore ini ia putuskan kembali bermain bersama Syifa. Meski mereka itu anak kecil, bagi Mery mendapatkan teman bermain dan ngobrol saja sudah menyenangkan. Tak apa jika mereka tidak mengerti yang namanya curhat, setidaknya mereka anak kecil yang bisa diajak ngobrol.
"Tumben kak Mery ke sini? Biasanya kan Sabtu atau Minggu?" Tanya Syifa.
Mery menyelipkan anak rambutnya ke telinga, rumahnya sepi, itu saja.
"Rumah kakak sepi lagi. Temen kakak sibuk semua, Pak Supir juga pulang kampung."
"Oh. Ayo masuk kak, Syifa cuma main boneka, kakak mau main apa?" tanya Syifa usai membuka pagarnya, Mery pun masuk lalu mengambil duduk samping gadis itu.
Hal ini sudah biasa Mery lakukan terutama ketika rumahnya begitu sepi, karena sejatinya manusia akan seperti itu. Saat merasa sepi pasti mereka berusaha mencari teman. Layaknya Mery, tak peduli siapa temannya, siapa statusnya, anak kecil maupun orang dewasa tak ada bedanya di mata Mery.
Sejak perceraian orang tuanya semua itu dimulai, Mery bahkan merasa seperti anak terlantar meski memiliki fasilitas serba mewah.
Mery mengusap lembut rambut Syifa. "Terserah kamu, kakak ikut liatin aja nggak papa. yang penting nggak sendirian gitu."
"Yah nggak asik, kakak harus ikut main dong." Syifa berujar kecewa.
Mery mengacak gemas puncak kepala Syifa sambil tersenyum. "Iya deh kakak ikut."
Setelah itu mereka mulai bermain, walau sederhana dan agak kikuk Mery tetap menjalankannya. Melihat senyum manis serta kikikan kecil dari mulut Syifa seolah mengundang tawanya. Tak lupa teman Syifa yang satunya bernama Bella, gadis berkepang itu sesekali tersenyum manis pada Mery.
Mery suka. Suka sekali waktu ini. Kadang ia habiskan hingga pukul enam tidak masalah.
Toh, siapa yang akan mengkhawatirkannya di rumah? Setan? Setan pun mungkin enggan memperhatikan Mery.
KAMU SEDANG MEMBACA
METAFORA
Teen Fiction[PROSES REVISI] "Pertama, lo harus jadi cupu selama yang gue mau!" Apa jadinya jika seorang badgirl, tukang rusuh dan pembuat onar di SMA Bakti Buana mendadak mengubah cupu penampilannya? Ya, Mery Thevania harus merasakan itu saat pertama kali bert...