"Ah! Ceo Oh?" Sejeong sedikit memekik begitu ingat siapa pria yang ada di hadapannya sekarang.
Sehun mengangguk sambil terkekeh kecil.
"Maaf ya, aku sampai gak ngenalin kamu, soalnya penampilan kamu sekarang beda banget," Sejeong tersenyum malu.
"Iya, gak pa-pa"
Jadilah Sejeong dan Sehun saling lempar senyum. Lupa kalau di sana ada hati yang lagi memanas liatnya.
Jadi Sehun ini Ceo dari salah satu stasiun televisi swasta, gedungnya yang waktu itu terjadi penusukan Daniel. Sehun sengaja berkunjung katanya mau tau kabarnya Daniel setelah kejadian itu. Bagaimana pun ia jadi merasa tidak enak karna kejadian itu terjadi di wilayah kantornya. Dan Sejeong pernah jadi bintang di salah satu acara televisi Sehun. Sekitar 6 bulan Sejeong terikat kontrak di sana, jadi Sehun sudah sangat hapal dengan Sejeong. Dan jujur saja ia mengagumi Sejeong. Bahkan Sejeong dapat perlakuan khusus selama bekerja di sana, dan itu atas permintaan Sehun, tapi Sejeong tidak tau itu.
Daniel pun ingat sekarang. Nama Sehun masuk dalam daftar pria yang pernah disebutkan Minhyun yang menyukai Sejeongnya waktu ia masih di Amerika.
"Apa kabar kamu, Jeong?"
"Baik, Hun. Aduh ini manggilnya gimana ya? Pak Sehun kali ya?" Sejeong terkekeh.
"Sehun aja, gak pa-pa. Biar lebih akrab"
Hmm, masih gue liatin. Batin Daniel gondok.
Daniel pura-pura batuk biar mengalihkan perhatian kedua orang yang sedang reuni itu.
"Ya udah, Niel, kalau gitu gue pamit dulu," Sehun jadi tidak enak. Bagaimanapun ia sadar Sejeong itu istrinya Daniel. Karna ia dan Daniel berusia tidak jauh beda, jadi mereka sudah seperti teman biasa, bukan seperti rekan bisnis.
"Iya. Makasih udah ngunjungin gue"
"Santai aja. Semoga pelakunya cepet ketemu ya, Niel"
Daniel cuma mengangguk sekaligus mengaminkan.
"Sampai jumpa lagi, Jeong," Sehun sempat melambai pada Sejeong sebelum langkah berlalu keluar dari ruangan Daniel.
Sejeong pun melambai sambil tersenyum lebar. Namun cepat dihentikan Daniel dengan meraih tangan istrinya itu.
"Ceo Oh tampan ya?"
"Iya"
Daniel langsung merengut mendengarnya. Sebenarnya Sejeong mau balas Daniel seperti tempo hari mereka di rumah sakit.
Sejeong terkikik lalu cepat-cepat memeluk Daniel dengan melingkarkan tangannya di pinggang suaminya itu.
"Cemburu ya, mas?" goda Sejeong.
"Hm"
"Gak usah cemburu gitu. Bukankah hati dan seluruh tubuhku sudah menjadi milikmu?" Sejeong memasang aegyonya yang membuat Daniel tak tahan untuk tidak menyambar bibir istrinya itu.
"Ah, iya!" lonjak Sejeong ketika teringat niat awalnya.
"Aku marah sama kamu loh, by," Sejeong sudah pasang mata melotot. Danielnya malah ketawa. Ia udah bisa tebak Sejeong marah kenapa.
"Hubby kok batalin schedule pemotretan aku buat Star Magazine sih?"
"Karna konsepnya itu gak cocok buat kamu," jawab Daniel santai.
"Gak cocok gimana?" Sejeong nampak mengingat-ngingat sebentar.
Iya sih, pemotretan itu mengusung konsep sexy. Bahkan katanya Taecyeon akan memamerkan tubuh bagian atasnya yang menggoda itu. Hilang sudah kesempatan Sejeong melihat pemandangan itu secara langsung. Kurang bersyukur emang Sejeong mah. Lupa kalau suaminya punya badan kotak-kotak juga hedeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
Fiksi Penggemar[sequel My Handsome Producer] "Kamu itu seperti es krim, dingin tapi manis" 18+