Pak Daniel yang terhormat pun menyeringai tidak jelas."Gak jadi deh. Bodo amat lah hubby mau maafin pak Sehun atau enggak," Sejeong buru-buru mau kabur tapi langsung dipagut Daniel lagi.
"Bener gak mau aku hukuman dari aku?" tanya Daniel dengan nada menggoda.
"Ya apa dulu hukumannya?"
"Tapi mau gak?" Daniel malah balik nanya.
"Iya, mau," jawab Sejeong akhirnya. Tanpa sadar wajahnya pun sudah merona membayangkan hukuman apa yang akan diberikan suaminya.
Daniel bersorak seperti orang yang baru menang lotre.
"Tapi jangan aneh-aneh loh, hubby," peringat Sejeong.
"Gak aneh-aneh kok. Tapi ena-ena"
"Hubby ih," Sejeong mencubiti perut Daniel.
Daniel terkekeh senang. Ia menarik Sejeong ke dekapannya lalu menciumi bibir Sejeong putus-putus.
"I love you, my wifeu"
"Perasaanku gak enak nih," celetuk Sejeong yang bikin Daniel tertawa.
"Jadi hukumannya adalah-"
"Tunggu, hubby," Sejeong sengaja memotong ucapan Daniel.
"Izin dulu sama si dedek. Nanti di dalam dia teriak-teriak, 'Papah jangan hukum mamah!',"
Daniel tertawa lagi, lalu di elusnya perut Sejeong dengan sayang, "Dek, papah pinjem mamahnya sebentar yah? Dedek jangan ganggu dulu. Papah sayang dedek pokoknya"
Setelah itu Daniel menciumi perut Sejeong, dan berakhir iseng dengan naik ke atas menciumi puncak dada Sejeong yang masih terhalang kaos.
Sejeong terkikik geli. Ditangkupnya wajah Daniel agar menghentikan ciumannya.
"Jadi apa hukumannya, Pak Daniel yang terhormat?"
Daniel kasih smirk sebentar, sebelum berkata,
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
Fanfiction[sequel My Handsome Producer] "Kamu itu seperti es krim, dingin tapi manis" 18+