"Hubby!"
"Yang?"
"Sayang, kamu kenapa?"
Daniel menangkup wajah istrinya yang nampak berkeringat setelah tiba-tiba terbangun dari tidurnya.
"Hubby, baik-baik aja kan? Hubby, gak terluka kan?" Sejeong balik bertanya dengan raut tak kalah khawatir. Napasnya sudah terdengar tidak beraturan.
"Iya, yang. Aku gak pa-pa. Emang kenapa sih? Kamu mimpi buruk?"
Sejeong mengangguk lalu langsung memeluk Daniel erat. Ia bahkan sudah terisak di sana.
"Tadi aku mimpi hubby terluka lagi. Aku takut, hubby. Hubby pokoknya gak boleh ninggalin aku"
Daniel balas memeluki istrinya sambil mengelus punggung istrinya untuk menenangkan.
"Hei, aku gak pa-pa, yang. Kamu gak usah takut, ya? Aku gak akan pernah ninggalin kamu," Daniel berujar lembut.
Beberapa saat sebelumnya, ketika kepala pengawal mengingatkan Daniel untuk memulai rencana mereka, Daniel mengatakan,
"Lain kali aja ya, pak. Istri saya harus istirahat sekarang"
ººº
"Hyung, gimana ini?" Jinyoung mengadu pada Daniel lewat sambungan telpon, "Nuna dari tadi maksa minta dianterin nyusulin hyung ke kantor"
Daniel di sebrang sana nampak memijat pelipisnya, kemudian meminta Jinyoung memberikan ponselnya pada Sejeong.
"Yang, nurut sama aku bisa kan? Kamu di rumah aja. Gak usah kemana-mana. Bentar lagi aku pulang kok"
"Hubby lama," terdengar suara merajuk dari mulut istrinya.
"Kesian sama dedeknya juga kalau kamu kecapean"
"Cuma nyusulin kamu ke kantor apanya yang bikin cape sih? Aku mau ke sana sekarang pokoknya," keukeuh Sejeong.
"Sayangku, please dengerin hubby. Tetap di rumah, pokoknya aku gak ngizinin kamu kemana-mana"
"Tapi dedeknya kangen katanya sama papahnya," kini nada suara Sejeong terdengar merengek.
"Dedeknya apa kamunya yang kangen?"
"Aku," cicit Sejeong pelan.
Daniel tersenyum kecil, "Tunggu ya, bentar lagi aku pulang"
"Aku aja yang ke sana, hubby. Aku juga kebetulan mau ketemu Minhyun, aku udah lama gak ketemu Minhyun, pengen liat-"
"Jadi kamu kangen aku apa Minhyun?"
"Hubby 70 persen, Minhyun 30 persen"
"Aish!" Daniel berdecak sebal.
"Tunggu di rumah, aku pulang sekarang!" putus Daniel kemudian yang langsung saja membuat Sejeong meloncat kegirangan.
"Jangan loncat-loncat!" peringat Daniel tiba-tiba.
"Gak usah pegang-pegang Jinyoung juga!"
Mulut Jinyoung terbuka seolah bilang "Daebak", karna Daniel bisa menebak kalau Sejeong baru saja ingin memeluknya.
"Iya, suamiku tercinta. Pulang sekarang ya? Aku tunggu di kamar. I love you. Muach"
Setelah itu Sejeong menutup telponnya sepihak, membiarkan Daniel tersenyum-senyum sendiri di sebrang sana. Pengen gigit istrinya itu sekarang juga rasanya.
Daniel membereskan berkas-berkasnya sebentar lalu menghampiri Pak Lee untuk berpamitan. Sebelumnya Pak Lee sempat memberitahukan pada Daniel kalau ayahnya sudah baik-baik saja, hanya saja dokter menyarankan untuk tinggal sebentar lagi di rumah sakit untuk kesembuhannya. Daniel mengucapkan terima kasih pada Pak Lee karna pria itu menjaga ayahnya dengan baik dan juga membantunya mengurus KangD.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
Fanfic[sequel My Handsome Producer] "Kamu itu seperti es krim, dingin tapi manis" 18+