Chapter 24

5.7K 322 10
                                    

Sejeong menemui Sehun yang sedang duduk di sofa dekat meja resepsionis. Sehun terlihat datang bersama dua orang stafnya, satu laki-laki dan satu perempuan. Sudah ada Haebin juga yang lebih dulu menemani Sehun di sana.

Sehun kemudian mengajak Sejeong dan Haebin untuk mengobrol sambil makan siang di luar. Sejeong pun setuju saja, karna tidak enak juga dia menolak, mengingat Ceo tampan itu sudah sengaja datang menemuinya. Dan tentu saja sebelumnya Sejeong mengirim pesan dulu pada Daniel kalau ia pergi ke luar bersama Sehun.

Sampai di sebuah restoran, mereka pun mulai membicarakan tentang kontrak kerja sama. Sehun menawarkan Sejeong menjadi bintang di acara televisinya lagi. Acara yang sama seperti yang pernah ia bintangi dulu. Sejeong sih mau-mau saja karna ia sudah akrab dengan para pemain lainnya. Tapi kembali, karna ia sekarang sudah menjadi seorang istri, Sejeong bilang dia akan meminta pendapat suaminya dulu.

Sehun memahami saja. Ia hanya ingin membuat Sejeong merasa nyaman.

Sekitar lebih dari satu jam mereka mengobrol, akhirnya Sehun dan dua orang stafnya pamit lebih dulu meninggalkan restoran. Tinggal Sejeong dan Haebin di sana. Mereka juga sudah bersiap ingin pergi.

"Omaygat, Pak Sehun ganteng banget sih! Gugup gue deket dia, Jeong," Haebin berujar histeris.

"Biasa aja kali, kak," Sejeong terlekeh.

"Ya buat lo yang udah nikah mah Pak Sehun itu pasti biasa aja di mata lo. Tapi gue yang masih single gini lemah, Jeong"

Sejeong cuma geleng-geleng kecil liat kelakuan managernya itu yang udah kaya fangirl.

"Betewe gue masih bingung loh. Itu Pak Sehun niat banget kayanya ngajakin lo kerja bareng lagi, sampai dia sendiri yang datang buat nandatanganin kontrak"

Sejeong sedikit mengernyit bingung, karna menurutnya sih biasa aja, "Kan kita temenan, kak. Pak Sehun itu juga temennya Daniel. Jadi wajar aja sih kalau menurut aku"

Haebin tidak menyahut lagi. Sebenarnya dia ingin bilang kalau sepertinya Sehun itu menyukai Sejeong bahkan dari pertama kali mereka kenal, tapi tidak enak juga bilang begitu mengingat Sejeong yang sekarang sudah punya Daniel.

"Omaygat, Jeong!"

"Apa lagi sih, kak?" Sejeong jadi geregetan sendiri. Ini ekspresi managernya kenapa sekarang jadi suka alay begini ya?

"Laki lo noh!" tunjuk Haebin pada sesosok makhluk rupawan yang lagi bersandar di depan pintu mobil dengan kedua tangannya berada di saku.

Sejeong dan Haebin sama-sama berhenti tepat di depan pintu restoran. Sejeong yang melihat Daniel terkejut sebentar, sebelum berlari menghampiri suaminya itu.

"Hubby, ngapain di sini?"

"Jemput kamulah," jawab Daniel santai.

"Udah lama?"

"Hm"

"Kenapa gak bilang sih?"

"Yakin udah ngecek hapenya?"

Sejeong langsung mengambil ponselnya dari dalam tas, dan benar saja ada beberapa pesan dan panggilan dari Daniel. Saat meeting tadi Sejeong memang men-silent ponselnya.

Sejeong sedikit meringis dan cengengesan kecil, "Maaf, hubby"

"Iya," Daniel meraih tangan Sejeong lalu mengajaknya masuk ke mobil.

Beruntung Haebin membawa mobilnya sendiri jadi Sejeong tidak perlu merasa bersalah meninggalkan managernya itu sendiri.

"Laper, yang," Daniel terdengar merengek. Sekarang mereka sudah di jalan. Sementara Daniel sedang menyetir masih sempat-sempatnya ia iseng menggigiti jemari Sejeong yang ada di genggamannya.

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang