"Bener gak pa-pa ini aku jadi model mereka?" tanya Sejeong sambil tertawa-tawa. Yang dimaksudnya adalah keadaannya yang sekarang sedang hamil, dan ia akan jadi model sebuah brand pakaian.
Sejeong dan Haebin sedang bicara di dalam lift yang akan membawa mereka ke ruangan pemilik perusahaan pakaian itu.
"Gak pa-pa, Jeong. Ini tuh pakaian model musim dingin, jadi gak akan terlalu ngebentuk perut lo. Lagian gue liat, perut lo belum buncit-buncit amat ah kayanya," Haebin ikut meneliti ke arah perut Sejeong.
Sejeong cuma cengengesan sambil terus mengelus perutnya. Sudah masuk bulan kedua. Semoga semuanya baik-baik saja sampai ia lahiran nanti, harap Sejeong dalam hati.
"Terima kasih sudah mau bekerja sama dengan kami, nona Kim ah maksudku nona Kang Sejeong. Aku harus selalu ingat itu adalah salah satu syarat yang diajukan Pak Daniel agar kami bisa menjadikanmu sebagai model kami. Memanggilmu menggunakan marga suamimu," Pak Lee Sungmin terus bicara dengan sedikit gurauannya.
Sejeong terlihat kaget awalnya, kemudian ia tertawa kecil. Ada-ada saja suaminya itu.
"Paman," panggil seseorang yang baru saja memasuki ruangan Presdir Lee.
Semua yang ada di ruangan itu langsung menoleh ke arah orang itu, tak terkecuali Sejeong.
Netra Sejeong membulat menatapi orang itu, bertepatan dengan orang itu pun sedang melihat ke arah Sejeong sambil tersenyum tipis.
"Ah, perkenalkan, ini keponakanku, Lee Taeyong," Presdir Lee berdiri dan mengenalkan pemuda bernama Lee Taeyong itu sebagai keponakannya.
Haebin menyalami Taeyong dan mengenalkan diri, sementara Sejeong masih membeku di tempatnya. Ia bahkan berusaha tak bertukar pandang dengan Taeyong.
"Apa kabar, Kim Sejeong?" Taeyong lebih dulu mengulurkan tangannya.
Sejeong melihat uluran tangan itu sebelum akhirnya membalasnya, "Aku baik."
Taeyong nampak tersenyum.
"Tunggu. Kalian saling kenal?" Presdir Lee menanyai, yang dijawab Taeyong dengan anggukan.
"Pantas saja kamu ngotot sekali ingin Sejeong jadi pasanganmu, Taeyong"
Perkataan Presdir Lee itu reflek membuat Sejeong tekejut untuk kedua kalinya.
ººº
"Kenapa kak Haebin gak bilang?" Sejeong sedikit menghentak-hentakkan kakinya begitu sampai di lobi.
"Ya mana aku tau kalau kalian teman lama. Bukannya bagus kan?"
"Bisa kita batalin aja gak sih?" tanya Sejeong memelas.
"Mana bisa, Jeong. Lagian kenapa sih? Kamu ada masalah sama Taeyong?"
Sejeong tidak menyahut lagi. Ia terus berjalan dengan wajah ditekuk. Dan makin hancurlah moodnya ketika orang yang dari tadi mereka bicarakan memanggil namanya.
"Kim Sejeong!"
Sejeong tidak menoleh. Taeyong terlihat sedikit berlari ke arahnya.
"Ah, nona Haebin, tadi pamanku memanggilmu. Sepertinya ada yang masih harus diselesaikan," Taeyong bicara pada Haebin.
Haebin dengan cepat mengangguki lalu berlalu dari hadapan Sejeong. Sejeong menatapi derap langkah managernya itu dengan putus asa. Lalu ia ditinggalkan sendiri begitu?
Ekor mata Sejeong melirik pada Taeyong. Pemuda itu terus mengukir senyum tampannya pada Sejeong.
"Sudah lama banget ya, Jeong? Kamu makin cantik aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
Fanfiction[sequel My Handsome Producer] "Kamu itu seperti es krim, dingin tapi manis" 18+