Chapter 28

5.2K 311 25
                                    

"Sejeong!" panggil Doyoung begitu melihat Sejeong baru saja keluar dari mobil.

Pria itu berlari kecil menghampiri Sejeong sambil tersenyum senang. Namun seketika senyumnya redup melihat Sejeong yang datang tidak sendiri. Sudah ada Daniel berdiri di belakang Sejeong sambil memeluk istrinya posesif.

"Halo, Doyoung," Sejeong balas menyapa dengan kikuk.

"Ayo," Daniel segera membawa langkah Sejeong berlalu dari hadapan Doyoung.

Daniel cuma mengantar Sejeong hingga ke depan pintu, karna setelah ini ia berniat ingin bicara dengan Doyoung dan sebelum itu ada yang ingin ia tunjukan pada pria itu.

"Jam berapa berangkat syuting hari ini?"

"Jam 12, by"

"Sama Jihoon kan?"

"Iya"

"Pokoknya jangan kemana-mana sendirian ya?"

"Iya, hubby"

"Kabari aku juga pas berangkat sama pulangnya?"

"Iya"

"Handphonenya harus aktif terus. Jangan malas ngangkat kalau aku nelpon. Jangan sampai telat makan juga. Vitaminnya jangan lupa diminum. Terus gak boleh maksain diri. Kalau udah mulai kecapean, langsung minta izin pulang aja"

"Iya, suamiku," gemas Sejeong sambil menangkup wajah Daniel.

"Ada lagi?"

"Hm," angguk Daniel, "Kalau vitamin aku gak lupa kan?"

Sejeong terkekeh sebentar, sebelum di daratkannya sebuah ciuman singkat di bibir Daniel, "Udah."

"Kurang, yang," Daniel meraih pinggang Sejeong dan kembali menyatukan bibir mereka.

Daniel memberikan lumatan pelan hingga ciuman itu berlangsung cukup lama. Lupa kalau di sana masih ada sepasang mata yang tidak tahan melihat pemandangan itu hingga hanya bisa memalingkan wajahnya.

Yup. Inilah yang ingin ditunjukkan Daniel pada orang itu. Sejeong adalah miliknya. Tidak ada yang boleh menyentuhnya!









Setelah Sejeong masuk ke dalam rumah orang tuanya, Daniel cepat-cepat berbalik dan menghampiri Doyoung.

"Kim Doyoung!"

Doyoung yang sudah berjalan kembali ke rumahnya yang terletak tepat di samping rumah orang tua Sejeong pun reflek menghentikan langkahnya dan menoleh pada Daniel.

Daniel tersenyum sebentar sebelum mulai berkata, "Kamu tau, Doy, menikah itu bukan hanya tentang tentang kebahagiaan. Melakukan segala cara untuk bisa membuat pasangan kita tertawa, lalu takut membuatnya menderita. Bukan hanya itu. Menikah itu juga tentang bagaimana kita bisa lebih dewasa. Senyuman dan tangisan itu akan terus datang silih berganti. Tapi kamu mungkin tidak tau pasangan yang kamu campuri urasannya itu punya cara sendiri untuk menemukan kebahagiaan mereka. Jadi tolong jangan terlalu merepotkan diri"

"Sebenarnya apa yang mau kamu katakan, Niel?" Doyoung bertanya dingin.

"Menikahlah, biar kamu tau gimana enaknya nikah muda," Daniel berkata santai, sebelum berlalu meninggalkan Doyoung yang masih nampak mematung di posisinya.

Doyoung menghela napasnya. Ia jelas tau apa yang dimaksud Daniel dari ucapannya itu.


ººº










Sejeong menyambangi KangD setelah ia pulang syuting. Gadis itu berjalan ceria menyusuri gedung sambil terus menyapa semua orang yang ia temui. Termasuk juga Somi.

"Halo, Somi," Sejeong melambai pada Somi dengan senyuman cerianya, saat mereka berpapasan di pintu lift.

Somi cukup dibuat terheran-heran. Bukankah Sejeong harusnya marah padanya?







"Hubby!" panggil Sejeong sambil berlari kecil memasuki ruangan Daniel.

"Sayang, jangan lari-lari!" panik Daniel dari belakang meja kerjanya.

Sejeong hanya cengengesan, setelah itu memposisikan dirinya duduk di pangkuan Daniel lalu mencium pipi Daniel sekilas.

Daniel tersenyum lebar dan melingkarkan tangannya di pinggang Sejeong.

"Hubb- uhm Pak Daniel yang terhormat, saya ganggu tidak?"

Daniel tertawa-tawa kecil. Ini kenapa istrinya jadi mendadak manja begini?

"Nggak, sayang. Kenapa? Kamu mau pulang sekarang?"

Sejeong menggeleng, "Mau makan, laper"

"Emang tadi belum makan?"

"Udah, tapi laper lagi," Sejeong kemudian menunjuk perutnya sendiri, "Kan sekarang udah ada isinya"

"Dih, nyalahin dedenya. Kamunya kan emang dari sananya udah rakus, yang," ledek Daniel.

"Hubby ih!" Sejeong mendorong bahu Daniel dan sudah ingin turun dari pangkuan tapi langsung ditahan oleh Daniel.

"Becanda, sayangku," Daniel mencium bibir Sejeong cepat.

"Hubby," Sejeong pura-pura terkejut sambil menutup mulutnya, "Nanti ada yang motoin kita"

Daniel dibuat tertawa lagi, "Biarin. Udah sah mah bebas"

Setelah itu Daniel kembali mempertemukan bibir mereka dan melumat bibir istrinya lembut hingga reflek Sejeong mengalungkan tangannya di leher Daniel.

Setelah saling melepaskan tautan, keduanya saling pandang dan tersenyum penuh cinta. Daniel membelai rambut istrinya lalu menyentuh permukaan bibir Sejeong sebentar.

"Mau makan apa tadi, ratuku?"

Sejeong tersenyum malu-malu mendengar panggilan itu, "Mau makan Pak Daniel aja boleh?"

"Ih serem!" canda Daniel.

"Pak Daniel!" Sejeong langsung cemberut.

Daniel tertawa-tawa lalu ditariknya bibir Sejeong gemas.

"Panggil 'Pak Daniel' lagi coba?"

"Pak Daniel nyebelin!"

"Kayanya aku udah pernah bilang sama kamu deh, kalau kamu panggil aku kaya gitu aku bawaannya jadi pengen nyerang kamu," ucap Daniel menggoda sambil satu tangannya bergerak ke balik kaos Sejeong lalu perlahan meremas gundukan kembar milik istrinya itu.

Sejeong menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahan.

"Hubby, aku mau"

Daniel memandangi istrinya seduktif, sedikit tidak percaya.

"Aku gak tau kenapa, sekarang kalau liat hubby bawaannya nafsuan mulu, kenapa ya?" cicit Sejeong sambil meremas bahu Daniel. Malu banget dia ngakuin itu.

Daniel tersenyum penuh arti, dan ketika ia mulai bergerak ingin mencium Sejeong, Sejeong lebih dulu menghindar dengan turun dari pangkuan Daniel.

"Hubby, lanjut kerja aja. Aku mau cari makan dulu"

Sejeong kemudian beranjak ingin keluar dari ruangan Daniel, sebelum ia merasakan tubuhnya melayang di udara. Daniel mengangkat tubuhnya dan membawanya ke studio.

"Cari makannya nanti aja ya? Percuma, habis ini kamu juga pasti ngerengek minta makan lagi"































next naena?? wkwk

double up sama nanti malam

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang