"Niel!"
Daniel langsung menoleh pada seseorang yang baru saja memanggilnya. Ada Chungha di sana.
"Kenapa?"
"Boleh gue ngomong sama lo?"
Daniel mendelik sesaat. Gadis yang dihadapannya itu nampak begitu serius, hingga ia mengangguki saja dan mengajak Chungha masuk ke ruangannya.
"Mau ngomong apa, Chung?" tanya Daniel begitu ia dan Chungha sudah sampai diruangannya.
Chungha duduk di sofa berseberangan dengan Daniel. Gadis itu sedang mengingat sesuatu sebelum mulai bicara.
Sebenarnya tadi malam saat di club, Chungha seperti melihat seseorang yang dikenalnya. Dan ia yakin ia tidak salah lihat.
"Niel, apa Sejeong pernah cerita sama lo soal mantannya?"
Daniel sedikit terkejut dengan arah pembicaraan Chungha. Kemudian dengan tenang ia menjawab,
"Gue gak peduli soal masa lalu Sejeong. Yang penting dia udah milik gue sekarang"
"Ini penting, Niel. Tadi malam pas di klub gue ketemu mantannya Sejeong. Gue yakin gue gak salah liat. Gue tau dia karna gue, Sejeong sama dia itu satu sekolah dulu. Dia datang lagi, Niel"
"Ya terus?" Daniel berusaha tidak peduli walaupun hatinya mulai ketar-ketir.
Chungha menghela napasnya. Sepertinya akan sulit bicara dengan Daniel. Ia hampir melupakan pria itu tidak mudah percaya pada orang lain. Tidak ada yang ingin didengarnya selain Sejeong.
"Oke, gue takut kalau gue salah ngomong. Jadi baiknya lo tanyain langsung ke Sejeong. Tanyain baik-baik, Niel, biar gak ada salah paham di antara kalian berdua"
Setelah mengatakan itu Chungha memilih pamit meninggalkan ruangan Daniel.
ººº
Tidak bisa dipungkiri omongan Chungha tadi siang masih menghantui pikiran Daniel. Ketakutan itu ada sedikit terbersit dihatinya. Tapi bukankah itu hanya seorang mantan? Lalu apa yang ia takutkan? Argh! Seharusnya ia dengarkan omongan Chungha sampai selesai. Kenapa sepertinya gadis itu mewanti-wanti agar berhati-hati jika mantannya Sejeong itu datang lagi? Memangnya seperti apa sosok mantan istrinya itu?
Daniel terus sibuk dengan pikirannya hingga suara kamar mandi yang terbuka mengalihkan perhatiannya. Muncul istrinya dari dalam sana dengan rambut yang masih basah.
Daniel langsung menghampiri Sejeong yang sudah duduk di meja rias dan mengambil alih sisir dari tangan Sejeong, kemudian membantu istrinya itu menyisir rambutnya.
"Aku bisa sendiri, by."
"Aku tau. Tapi aku mau"
Sejeong tersenyum melihat bayangan Daniel lewat cermin. Kemudian ia sendiri sibuk mengoleskan krim malam di wajahnya.
"Yang"
"Hm?"
"Kayanya aku belum pernah nanyain ini deh sama kamu"
"Nanya apa, by?"
Daniel diam sebentar. Aktivitasnya pun terhenti karna memang sudah selesai. Daniel menurunkan tubuhnya hingga wajahnya sejajar dengan Sejeong. Kini ia beralih membantu Sejeong meratakan krim malam di wajah cantik istrinya.
Setelah selesai, Daniel mencium hidung Sejeong sekilas lalu memandangi sepasang manik indah milik istrinya itu bergantian.
"Kenapa sih kamu tuh cantik banget?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
Fanfiction[sequel My Handsome Producer] "Kamu itu seperti es krim, dingin tapi manis" 18+