Chapter 30

5.7K 320 24
                                    

Setelah melakukannya, mereka berdua tertidur tapi hanya sebentar karna tiba-tiba Sejeong terbangun dan mengeluh tidak nyaman pada perutnya.

Daniel pun ikut terbangun dan langsung dibuat panik.

"Sakit ya, yang? Kita ke dokter sekarang ya?"

Sejeong menggeleng lemah, "Aku mau pulang aja, hubby"

"Ya udah, kita pulang sekarang," Daniel buru-buru membantu Sejeong memasang pakaiannya kemudian memasang pakaiannya sendiri secepat kilat.

"Bener gak perlu ke dokter?" Daniel menanyai begitu mereka sudah berada di dalam lift.

"Iya, by. Aku cuma agak mual. Tidur di rumah kita sendiri bisa bikin lebih enakan kayanya," Sejeong bicara sambil terus memegangi perutnya.

Daniel jadi tidak tega melihatnya. Ia kemudian berbegerak memberikan back hug pada Sejeong sambil ikut meraba perut istrinya.

"Gara-gara kita main tadi ya, yang?" tanya Daniel setengah bergumam.

"Gak, hubby"

"Aku emang gak rasain gimana mualnya kamu sekarang, tapi aku janji bakal selalu ada buat kamu, yang," Daniel berujar lembut sembari menaruh dagunya dibahu Sejeong.

Sejeong tersenyum kecil, lalu membelai rambut suaminya dengan sayang.








ººº














Sampai di parkiran gedung apartemen, saat Daniel baru saja ingin membuka pintu mobilnya tiba-tiba terdengar suara tembakan.

"Aakh!"

Daniel langsung memeluk Sejeong erat dan membawa tubuh Sejeong agar menunduk. Daniel melihat sekitarnya. Empat pria yang selalu mengawal mereka kemana-mana itu pun langsung berjaga mengelilingi mobil Daniel.

"Hubby, ada apa ini?" tanya Sejeong ketakutan.

Daniel tidak bisa menjawab. Ia membuka kaca mobilnya sedikit dan menanyai salah satu bodyguard yang berada di dekatnya.

"Jangan panik, tuan. Kami akan mengawal tuan dan istri sampai ke atas"

Daniel kembali memeluk Sejeong lebih erat demi menenangkan istrinya itu.

"Gak pa-pa, yang. Ada aku," Daniel berbisik sambil menepuk-nepuk pelan punggung istrinya.

"Ada mereka juga yang bakal jagain kita sampai rumah. Kamu tenang ya, sayang"

Daniel kemudian pelan-pelan membawa Sejeong keluar dari mobil setelah mendapat komando aman dari salah satu pengawal.

Badan Sejeong benar-benar sudah gemetaran melihat para pengawal yang siap siaga dengan pistol di masing-masing tangan mereka. Pikirannya masih berkecamuk. Ini sebenarnya ada apa? Apa mungkin ada yang mau mencelakakan mereka lagi? Jangan lagi ya Tuhan..

DORR!

"Aakkh!" jerit Sejeong melihat salah seorang pengawal terkena tembakan.

"Jangan dilihat, yang!" Daniel menyembunyikan wajah Sejeong di dadanya. Terus berjalan cepat menuju lift tanpa melepaskan pelukannya dari tubuh istrinya.

Sebenarnya Daniel pun juga merasakan ketakutan yang sama, tapi ia harus tetap tenang agar bisa menenangkan Sejeong.

DORR! DORR!

Daniel sempat melihat sekelabat bayangan berjaket hitam berusaha menembak ke arah mereka, sebelum pintu lift tertutup rapat.

Sekarang lift sudah bergerak naik membawa Daniel dan Sejeong bersama satu pengawal menemani mereka. Sementara yang lain mengejar sang pelaku.

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang