Setelahnya, hari-hari berlalu dengan tenang. Daniel dan Sejeong, maupun ayah Daniel tidak mendapat gangguan lagi. Orang itu seolah mundur tertatur, mungkin karna menyadari polisi terus bergerak untuk mencarinya.
Tn. Kang sudah bisa beristirahat dengan tenang di rumahnya, sementara anak dan menantunya kembali ke apartemen mereka. Meski begitu Daniel masih belum mengizinkan Sejeong untuk kembali beraktivitas di depan layar. Beruntung kontrak kerjanya dengan acara di stasiun televisi milik Sehun sudah berakhir. Sekarang Daniel hanya ingin Sejeong banyak beristirahat, tak sedikit pun membiarkan sang istri memikirkan hal yang berat.
Hari ini Sejeong memaksa ikut Daniel ke kantor. Istrinya itu memang tidak bisa diam. Bahkan saat disuruh beristirahat dirumah pun, ada-ada saja yang dilakukannya, mulai dari mengerjakan seluruh pekerjaan rumah hingga tuntas, joget-joget dan karaokean sepuas hatinya. Dan sekarang Sejeong merengek pada Daniel untuk kembali bekerja, walaupun ujung-ujungnya cuma di suruh Daniel untuk tiduran di studionya.
"Hubby, bosen," Sejeong menjatuhkan kepalanya di bahu lebar Daniel.
"Mau main?"
Sejeong langsung melotot pada suaminya.
"Main game maksudnya, yang?" Daniel tertawa-tawa sambil menyodorkan ponselnya pada Sejeong.
Sejeong berdecak sebal. Ia yakin tadi suaminya memang sengaja ingin menggodanya. Sejeong pun jadi tergoda ingin mengisengi Daniel. Mula-mula dengan menggulir jemarinya di wajah Daniel, menghitung titik hitam yang di miliki suaminya itu.
Daniel masih diam, pandangannya fokus dengan berkasnya yang ada di atas meja.
Kemudian Sejeong mulai berani menciumi telinga Daniel.
"Yang," peringat Daniel.
"Apa?" sahut Sejeong dengan nada menggoda.
Sudut bibir Daniel terangkat.
"Jangan mancing deh"
Sejeong terkekeh.
"Ya udah, hubby lanjut aja kerjanya, aku mau keluar dulu"
"Eh, mau ke mana?" tahan Daniel melihat sang istri ingin beranjak.
"Mau liat anak-anak latihan. Lumayan cuci mata," jawab Sejeong sambil menyengir dan mengelus perutnya.
"Gak boleh. Kamu di sini aja"
"Ya kali aku dari tadi di sini cuma liatin hubby kerja doang," protes Sejeong.
"Ya udah nih, aku udah selesai," Daniel menjauhkan semua berkasnya.
"Di sini aja, yang, katanya takut jauh-jauh dari aku," Daniel menarik istrinya duduk kembali tapi malah jatuh ke pangkuannya.
"Hubby, kalau kelamaan berduaan sama hubby di sini, aku bisa khilaf," celetuk Sejeong.
Daniel terkekeh gemas, "Ya udah, gak pa-pa sih kalau kamu khilaf. Aku ikhlas"
Sejeong tertawa kecil, sebelum bibirnya dibungkam Daniel dengan ciuman ringan.
Mereka masih dalam posisi seperti itu ketika tiba-tiba pintu studio dibuka oleh seseorang.
"Oh! Maaf tuan dan nyonya presdir. Silahkan lanjutkan kegiatannya." Orang itu menyengir tanpa dosa, sebelum menutup kembali pintu studio.
Daniel mendengus kesal.
Sejeong terkekeh kecil melihat suaminya yang kesal. Diciumnya bibir Daniel sekali lagi, sebelum turun dari pangkuan Daniel.
"Temuin Minminnya dulu sana"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
Fiksi Penggemar[sequel My Handsome Producer] "Kamu itu seperti es krim, dingin tapi manis" 18+