"Biarkan saya bertemu Pak Daniel, Sekertaris Lee, saya mohon!" Somi terus meronta di depan ruangan Daniel.
Sambil menangis ia mendatangi ruangan Daniel yang tertutup rapat karna Daniel sedang menerima tamu di dalam sana.
"Tunggulah sampai Pak Daniel selesai, nona," tahan Sekertaris Lee memegangi pergelangan Somi.
Mendengar ada keributan, Daniel pun akhirnya keluar dari ruangannya bersama tamunya yang seorang petugas dari kepolisian yang menangani kasus Presdir Cho.
Daniel dibuat sedikit terkejut mendapati keadaan Somi sekarang. Gadis itu sepertinya begitu putus asa sampai terlihat berlutut di hadapan Daniel.
"Jeon Somi, ada apa ini?"
"Apa yang harus aku lakukan, Pak Daniel? Aku tidak tau harus kemana lagi setelah ini? Orang itu akan menghancurkan karirku. Dia menjebakku dan menghancurkan semuanya. Aku mohon bantu aku, Pak. Biarkan orang itu mendapatkan yang ia mau. Aku tidak ingin hancur seperti ini"
"Sebenarnya apa yang sedang kamu bicarakan, Somi? Orang itu siapa maksudmu?"
"Lee Taeyong. Dia menggunakanku untuk mendapatkan kembali Sejeongmu"
Daniel melotot bersamaan dengan jemarinya yang terkepal kuat.
"Brengsek!"
Secepat mungkin Daniel berlari meninggalkan KangD. Saat di dalam lift, ia sempat melacak keberadaan Sejeong lewat ponselnya. Setelah itu menghubungi Jihoon karna telponnya tak juga diangkat Sejeong.
"Lo lagi sama Sejeong gak?"
"I-iya, hyung"
"Kasih ponsel lo sama Sejeong, Hoon!"
"Gak bisa, hyung. Sejeong nuna.."
"Sejeong kenapa?" desak Daniel tidak tenang.
"Sejeong nuna lagi dibawa sama temennya yang namanya Taeyong, dan sekarang mereka lagi ada di rumah Taeyong itu, aku cuma bisa ngikutin mereka sampai di depan pagarnya doang"
"Kenapa lo gak ngasih tau gue sih, Hoon!" teriak Daniel tanpa sadar.
"Maaf, hyung. Nuna yang larang." Dan ada nada ketakutan di sebrang sana.
Daniel menutup telponnya dengan mata yang memerah. Ketakutannya menjadi-jadi. Pikiran buruk tak pelak menghantui pikirannya. Kebiasaan sang istri yang selalu lebih mementingkan orang lain, mungkin agak memperburuk semuanya.
"Aku mohon jangan tinggalin aku, yang..," Daniel sudah ingin menangis rasanya saat telponnya kembali tak diangkat Sejeong.
Daniel langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan gila menuju rumah Taeyong yang Jihoon maksud.
"Lee Taeyong! Lee Taeyong! LEE TAEYONG!" Daniel memukul setir dengan perasaan frustasi. Rasanya ia tidak sabar ingin mencekik mantan kekasih Sejeong itu.
ººº
Taeyong dan Sejeong kini sedang duduk berhadapan di meja makan besar yang di miliki Taeyong. Setelah tadi Taeyong sempat mengajak Sejeong berkeliling rumahnya, sembari mengatakan, "Semua ini akan jadi milikmu, Jeong. Karna itu hiduplah bersamaku."
Taeyong mengajak Sejeong makan bersama, namun Sejeong dengan tegas menolak dan meminta Taeyong untuk langsung membicarakan tentang masalah mereka saja.
Taeyong menyodorkan ponselnya tepat ke hadapan Sejeong. Sejeong menatapi ponsel itu dengan ragu sebelum diraihnya benda elektronik itu dan melihat isi pada galerinya. Ada tiga foto Somi dengan keadaan yang sama seperti yang dikirimkan Taeyong kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
Fanfiction[sequel My Handsome Producer] "Kamu itu seperti es krim, dingin tapi manis" 18+