"Akh!"
Chaeyeon seketika meringis karna tangannya tiba-tiba dipelintir ke belakang oleh Pak Jung, membuat pisau yang dipegang Chaeyeon terlepas.
Derap langkah Daniel dan Minhyun pun dengan cepat memenuhi dapur. Daniel segera memeluk Sejeong yang ketakutan.
"Ada apa ini?" tanya Daniel menatap Chaeyeon tajam.
"Nona Jung coba melukai istri anda, tuan," jawab pak Jung.
"Ya! Jung Chaeyeon!" Terdengar bentakan keras dari Minhyun.
Chaeyeon langsung tertunduk sambil menangis, "Maaf.."
ººº
Daniel dan Sejeong kini sedang menunggu di kamar mereka, sementara Minhyun dan Pak Jung sedang menanyai Chaeyeon di ruang tengah.
Sejeong sendiri memang sengaja menahan Daniel untuk tidak ikut menanyai Chaeyeon karna ia tau Daniel pasti akan terbawa emosi. Sejeong yakin tadi melihat Chaeyeon seperti menangis saat ingin mencelakakannya, karna itu ia yakin gadis itu melakukannya pastilah di bawah tekanan. Jadi jika Chaeyeon minta maaf pun ia pasti akan mudah memaafkannya, tapi mungkin tidak dengan Daniel.
Sejeong mengelus wajah Daniel yang rahangnya sudah mengeras sejak tadi.
Daniel menatapi istrinya dan Sejeong membalas dengan tersenyum lembut, meyakinkan suaminya itu kalau ia baik-baik saja.
Daniel membenarkan posisinya dan memeluki tubuh Sejeong makin erat sambil sesekali mengecupi pucuk kepala Sejeong. Sementara Sejeong menyimpan wajahnya di dada bidang Daniel. Keduanya kini sama-sama sedang duduk bersandar di tempat tidur.
Satu tangan Daniel turun mengelus perut Sejeong, kemudian dipandanginya bergantian dengan manik Sejeong.
"Bener baik-baik aja?"
Sejeong mengangguk, meyakinkan.
"Aku bener-bener gak akan maafin Minhyun kalau sampai dia jatuh cinta sama wanita jahat kaya Chaeyeon"
"By, bukan Chaeyeon yang jahat, tapi keadaan yang bikin dia kaya gitu"
"Apapun alasannya, berani dia nyakitin istri aku, jangan harap aku bakal maafin dia"
"Hubby, setidaknya kita dengerin dulu penjelasan dia ya? Jangan pakai emosi terus, akunya yang takut," Sejeong memasang wajah memohonnya.
Daniel menggeser posisinya menghadap Sejeong.
"Coba sekarang aku tanya, kalau ada yang nyoba nyelakain aku, kamu marah gak?"
"Gak"
Kening Daniel spontan mengerut.
"Tapi aku nangis," lanjut Sejeong yang membuat Daniel tertawa kecil.
Digulirkannya jemarinya menyentuh wajah Sejeong dengan lembut, hingga reflek Sejeong memejamkan matanya menikmati sentuhan itu.
"Aku bisa terima marah kamu, tawa kamu, cantiknya kamu, sexynya kamu, cerewetnya kamu, tapi satu yang gak bisa aku terima, yang. Nangisnya kamu"
"Kalau gitu jangan sampai terluka lagi ya, hubby"
"Istri aku juga," balas Daniel, kemudian mengecup lembut bibir mungil Sejeong.
Sementara dari ruang tengah, Minhyun dan Pak Jung masih sama-sama menunjukkan wajah serius mereka, menatapi Chaeyeon yang hanya bisa tertunduk bersalah.
"Sejeong itu udah kaya adik gue sendiri, berani lo nyakitin dia, gak cuma Daniel, gue juga bakal benci lo selamanya, Chae," ucap Minhyun dingin.
Chaeyeon tersenyum miris, "Sejeong beruntung banget ya. Dia dikelilingi orang-orang yang ngelindungin dia banget. Gak kaya gue. Bahkan seandainya gue mati pun gak ada yang peduli sama gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
Fanfiction[sequel My Handsome Producer] "Kamu itu seperti es krim, dingin tapi manis" 18+