"Oh Sehun?"
"Dia tadi ke sini, yang?"
Sejeong menggeleng, "Gak ada, hubby"
Daniel lalu beralih melihat pada mama mertuanya.
"Mama tadi ketemu orang yang ngasih ini?"
"Gak. Mama nemuin bunga itu diluar tadi"
Daniel menghela napasnya. Satu lagi si pengganggu!
"Ya udah, karna Daniel udah datang kalau gitu mama pulang dulu ya," pamit mama Sejeong kemudian.
Mama Sejeong sempat mengelus rambut putrinya sebentar, sebelum beranjak keluar dari sana.
"Hubby kenapa mukanya kaya gitu? Itu kan cuma bunga, hubby"
"Kamu lupa, dari cuma bunga bisa bikin kamu kaya gini"
"Hubby jangan nakut-nakutin ih. Ceo Oh keliatannya baik kok"
"Terus aja belain dia"
Sejeong berdecak gemas. Punya suami cemburuan banget yatuhann!
Chup.
Sebuah ciuman mendarat di pipi kanan Daniel. Daniel sempat kaget sedikit.
"Yang sebelah sini mau juga katanya," Sejeong menunjuk pipi kiri Daniel lalu menciumnya.
Daniel langsung menyengir dengan tindakan sang istri. Emang paling bisa bikin hatinya luluh.
"Yang ini ngiri nih, yang," Daniel menunjuk bibirnya sendiri.
Sejeong terkikik sebentar lalu dengan senang hati mencium bibir suaminya itu.
"Udah, jangan marah lagi"
"Kapan aku marah?"
"Itu tadi barusan"
"Aku mana bisa marah sih sama kamu"
Sejeong senyum cerah banget, "Peluk kalau gitu"
"Sini, sayangku," Daniel menarik Sejeong ke pelukannya.
"Duh, jadi kangen denger suara desahan kamu"
"Hubby ih!"
*
Paginya Daniel mengajak Sejeong jalan-jalan ke taman kecil yang ada di atas rooftop rumah sakit. Dengan Sejeong yang masih harus menggunakan kursi roda karna badannya masih belum kuat berjalan jauh.
Sejeong memejamkan matanya sambil menengadahkan wajahnya menghadap matahari pagi. Rasanya begitu hangat. Tak bisa dipungkiri Sejeong terkadang kembali teringat dengan ruangan gelap itu. Ia bahkan sempat berpikir kalau dia benar-benar akan berakhir di sana.
Entah seberapa besar rasa bersyukurnya karna masih bisa selamat. Tuhan benar-benar sudah mengirimkan seorang malaikat penjaga yaitu suaminya. Untuk kesekian kalinya ia jatuh cinta lagi dengan sosok itu.
Sejeong tersenyum memandangi punggung Daniel. Suaminya itu sedang berdiri membelakanginya karna sedang mengambilkan sesuatu untuknya.
Tak lama Daniel kembali ke hadapan Sejeong dengan sedikit berjongkok sambil menyodorkan setangkai bunga cosmos.
"Cepat sembuh, istriku"
Sejeong jadi pengen ketawa, "Gak modal banget sih, hubby"
"Ya udah, kamu pengen bunga apa? Nanti aku beliin sama toko-tokonya sekalian," Daniel merengut.
"Gemesin banget sih, suamiku," Sejeong tertawa kecil sambil mencubiti pipi Daniel.
"Popo dong kalau gemes"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
Fanfic[sequel My Handsome Producer] "Kamu itu seperti es krim, dingin tapi manis" 18+