Daniel baru saja menelpon ayahnya memberitahukan kalau ia dan Sejeong baik-baik saja. Walaupun ia tidak sejujur itu dengan mengatakan kalau mereka baru saja dikerjai oleh Sehun. Tapi ia yakin ayahnya sudah tau dari bodyguard-bodyguardnya. Beruntung ayahnya tidak banyak bertanya, yang penting cukup tahu kalau cucunya juga dalam keadaan baik-baik saja.
Syuting hari itu selesai saat hari mulai gelap, jadi mau tak mau Daniel dan Sejeong ikut menginap di sana. Dan rencananya memang syuting di sana diadakan hingga tiga hari. Untungnya di mobil Jihoon sudah ada perlengkapan Daniel dan Sejeong yang sudah sengaja mereka siapkan untuk rencana menginap mereka di rumah itu tadinya.
Lagi pula menurut Daniel tidak masalah juga jika akhirnya mereka harus sembunyi di sana. Dilihatnya Sejeong juga sangat menikmati kegiatan syutingnya. Istrinya itu bahkan terlihat lebih sering tertawa. Dan yang terpenting bagi Daniel saat ini, Sejeong benar-benar tidak boleh lepas dari pandangannya.
Malam harinya Sehun mengadakan pesta barbeque di villanya. Semua kru dan pemain berbaur sudah seperti keluarga. Daniel jadi tak heran jika istrinya sudah merasa nyaman dengan mereka semua.
"Pelan-pelan aja makannya, yang," peringat Daniel melihat istrinya yang melahap daging berbeque dengan rakusnya.
"Hubby makan juga dong," Sejeong menyodorkan sepotong daging, Daniel pun membuka mulutnya dengan senang hati. Dan terus berlanjut seperti itu. Daniel sudah seperti bayi yang tidak mau makan kalau bukan disuapi oleh Sejeong. Sesekali Daniel pun balas menyuapi Sejeong, tapi Sejeong lebih banyak menolak. Malu katanya dilihat yang lain.
Daniel juga terlihat membersihkan sisa saus di pinggiran bibir Sejeong, lalu berujung dikecupnya singkat bibir istrinya itu. Kompak semua yang ada di sana menggoda mereka.
"Jadi pengen cepet nikah"
"Nikah muda enak ya"
"Berasa dunia milik berdua"
Dan godaan-godaan lainnya yang bikin Sejeong malu-malu meong, sementara Danielnya cuma nyegir.
Di antara kehebohan itu mereka tidak tau ada yang sedang kretek hatinya, seseorang yang sedang duduk di paling pojok sambil meminum winenya dan hanya bisa tersenyum getir.
Daniel terus menempeli Sejeong bagai cicak, bahkan saat kini Sejeong sedang mengbrol dengan salah satu kru perempuan sekedar bertanya tentang pengalaman saat hamil pada kru itu. Daniel jadinya juga ikut mendengarkan obrolan mereka. Setidaknya ia juga jadi lebih banyak tau biar bisa jadi suami yang lebih siaga.
Setelah kru perempuan itu pergi, tinggalah Daniel dan Sejeong berdua. Sejeong menoleh pada Daniel yang dari tadi menaruh wajahnya di bahu Sejeong dan tangannya terus memeluki Sejeong. Saking seriusnya mengobrol Sejeong jadi tidak sadar kalau sedari tadi posisi Daniel ternyata seperti itu.
Daniel malah menyengir ketika Sejeong melotot padanya.
"Hubby mau sampai kapan kaya gini?"
"Mau langsung ke kamar?" tanya Daniel balik.
"Iyalah"
Sejeong seketika memekik karna Daniel tiba-tiba menggendong tubuhnya dan membawanya menaiki tangga. Jadi sudah diberitahukan Sehun kalau kamar mereka adalah kamar tempat Sejeong dikurung tadi.
"Hubby, aku bisa jalan sendiri," protes Sejeong.
"Kamu tuh gak boleh sering-sering naik turun tangga. Bahaya, yang"
Sejeong senyum mendengarnya. Ia lalu memberikan ciuman kecil di pipi Daniel yang reflek membuat Daniel menghentikan langkahnya.
"Tunggu, bentar lagi kita sampai kamar, yang," balas Daniel yang bikin Sejeong terkikik geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
Fanfiction[sequel My Handsome Producer] "Kamu itu seperti es krim, dingin tapi manis" 18+