Chapter 35

4K 273 15
                                    

Makan malam itu berlangsung tenang tanpa gangguan. Dari sudut restoran terlihat empat pengawal terus siaga mengawasi keadaan, memastikan agar Daniel dan Sejeong tetap aman.

"Hubby, kok gak makan sih? Gak suka ya sama menu yang aku pilihin?"

Iya, dari tadi Daniel cuma ngeliatin Sejeong doang, sambil senyum-senyum, padahal pikirannya udah gak karuan takut istrinya kenapa-napa.

Daniel menggeleng masih sambil tersenyum kecil.

"Masa kamu gak peka sih, yang? Aku tuh lagi ngode, biar disuapin sama kamu"

"Astaga, hubby. Lama-lama aku tuh kaya ngurus bayi, tau gak!" Sejeong berdecak gemas.

Danielnya hanya menyengir, lalu menggeser duduknya biar lebih dekat dengan sang istri.

"Diliatin orang loh, by"

"Biarin"

"Aku kasih kepiting mau?"

Daniel langsung manyun, "Jahat."

Sejeong terkekeh geli, kemudian disuapinya juga si bayi besar itu dengan sabar.

"Mau ini juga gak?" Sejeong menyodorkan satu sendok sup doenjang pada Daniel.

"Kamu dulu yang nyobain. Kalau kata kamu enak, aku mau"

Sejeong mencobanya tanpa protes. Dan seketika saja bibirnya disambar Daniel.

"Enak, yang. Aku mau"

"Hubby ih!" Sejeong memprotes sambil tersipu malu.

Akhirnya makan malam itu dihiasi dengan godaan-godaan kecil dari Daniel yang tanpa hentinya bikin wajah istrinya merona malu. Setidaknya Daniel melakukan itu untuk mengurangi ketegangannya sendiri. Karna ia pun belum memberitahukan pada Sejeong kalau malam ini mereka berencana menangkap si pelaku.

Sejeong tiba-tiba terdiam. Wajahnya mendadak pucat. Tangannya bergerak memegangi perutnya karna rasanya ia ingin muntah.

"Yang, kamu kenapa?"

"Hubby, aku-"

Sejeong langsung berlari menuju toilet dan langsung muntah-muntah setibanya di sana. Daniel pun ikut masuk ke sana, tidak peduli itu adalah toilet perempuan, ia hanya ingin terus berada di sisi istrinya.

"Sakit banget ya perutnya, yang?" tanya Daniel khawatir sambil mengelap pinggiran mulut Sejeong dengan tissu.

Sejeong menggeleng lemah.

"Kita pulang sekarang, ya?"

Kali ini Sejeong menggangguk sambil menyandarkan kepalanya di dada Daniel.

Setelah itu mereka pun segera meninggalkan restoran. Selama di perjalanan Daniel terus memeluki tubuh Sejeong erat sambil mengusap wajahnya lembut.

"Masih mual ya, yang?"

"Gak, by," jawab Sejeong pelan.

Daniel jadi tidak tega melihat tubuh istrinya yang tiba-tiba lemas seperti itu. Dikecupinya lembut pucuk kepala istrinya hingga perlahan mata Sejeong terpejam di dekapan Daniel.

Sementara si kepala pengawal yang sejak tadi berada di mobil mereka, terus melirik tidak tenang ke arah spion. Suasana di dalam mobil hening untuk beberapa saat, sebelum pengawal itu buka suara.

"Maaf, pak, tapi sepertinya anda harus bersiap karna pelaku sudah masuk dalam perangkap kita"

Raut wajah Daniel berubah datar. Ia nampak ragu. Tidak mungkin kan mereka harus bersitegang dengan si pelaku itu dengan keadaan istrinya sekarang. Ia tidak tega jika tiba-tiba mengejutkan istrinya yang baru saja tertidur, ditambah setelahnya pasti akan membuat istrinya ketakutan. Tapi ini juga kesempatan bagus untuk menangkap si pelaku.




"Kalau begitu, ayo kita lakukan," putus Daniel akhirnya.

Setelah itu mobil Daniel pun melaju lebih cepat, dan Daniel bisa bisa melihat ada sebuah mobil lain yang ikut menaikan kecepatannya mengekori mobil Daniel.

Melintas di jalanan sepi, mobil Daniel berhenti. Daniel merebahkan istrinya perlahan dan mencium keningnya, lalu meminta kepala pengawal untuk tetap berada di dalam mobil menjaga istrinya, sementara ia sendiri keluar dari mobil seorang diri menghadang si pelaku.

Mobil yang tadi mengikuti mereka otomatis juga ikut berhenti. Seseorang yang berada di belakang kemudi, nampak tersenyum miring melihat keberanian Daniel. Orang itu pun keluar dari mobil dan mendekat ke arah Daniel.

Daniel dan orang itu kini sudah saling berhadapan. Daniel berusaha untuk tetap tenang dan tidak takut sama sekali. Sementara orang itu malah tertawa meremehkannya.

"Sebenarnya apa maumu?" tanya Daniel tajam.

"Aku ingin melihatmu dan ayahmu mati"










DORR!

Sebuah peluru seketika menembus dada Daniel.



















"Hubby!"































jangan demo dulu 😅


double up 👇

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang