Gift

3.9K 254 14
                                    






Sejeong nampak baru saja keluar dari lift, setelah itu para pengawal Daniel langsung mendatanginya dan menanyakan nyonya mereka itu ingin kemana.

Sejeong melihat ke sekitaran area parkir, dan tak menemukan mobilnya. Benar, ia lupa kalau Jihoon sudah tidak bekerja untuknya lagi. Ah, ia jadi merindukan pemuda manis itu.

"Bisa kalian antar aku ke kantor?" pinta Sejeong pada pengawal-pengawal itu.

"Maaf, Nyonya, Tuan melarang ada untuk bepergian kemana pun," jawab salah seorang pengawal dengan sopan.

"Hah?" Sejeong tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

Dari pada harus berdebat dengan pengawal-pengawal itu, Sejeong memilih segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Daniel.

"Dari tuan, Nyonya."

Belum sempat Sejeong menekan tombol panggilan, pengawal yang lain menyerahkan ponselnya pada Sejeong. Dilihatnya memang tertera nama "Tn. Muda Daniel" di sana.

"By, ini kenapa aku jadi gak dibolehin kemana-mana sih?" protes Sejeong langsung.

"Tunggu di sana, sebentar lagi aku sampai," perintah Daniel sebelum menutup telponnya.

Sejeong mendesah sebal. Sambil bersandar di mobil para pengawal itu, Sejeong menunggu dengan wajah merengut.

Kurang dari lima menit, mobil Daniel sudah memasuki pelataran parkir bawah tanah.

Daniel segera keluar dari mobil dan menghampiri istrinya yang nampak merengut menyambutnya.

"Kamu mau pergi? Kalau bisa nyetir sendiri?" tantang Daniel sambil menyerahkan kunci mobilnya pada Sejeong.

Sejeong dibuat terkejut lagi. Kemudian dengan kesal direbutnya kunci itu dari tangan Daniel sambil dengan angkuh menjawab, "Oke."

Daniel terkekeh kecil mengikuti Sejeong yang berjalan ke mobilnya.

Dengan terburu Sejeong membuka pintu mobil kemudian tiba-tiba terdiam saat menemukan sesuatu di dalam sana.



Dengan terburu Sejeong membuka pintu mobil kemudian tiba-tiba terdiam saat menemukan sesuatu di dalam sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudut bibir Sejeong mengembang tipis, lalu berbalik menghadap Daniel.

Daniel langsung meraup bibir Sejeong tanpa membiarkan Sejeong buka suara lebih dulu.

"By, kau menciumku di depan mereka," protes Sejeong malu-malu. Diliriknya para pengawal yang berdiri tak jauh dari mereka yang ternyata sudah berbalik menghindari pemandangan itu.

Sejeong terkekeh sebentar, sebelum mengalungkan tangannya di leher Daniel dan kembali menyatukan bibir mereka.

"Makasih, hubby," ucap Sejeong dengan manis yang disambut Daniel lengkungan matanya.

"Sekarang aku boleh nyetir sendiri kan?" Sejeong melepaskan diri dari pagutan Daniel dan bersiap kembali memasuki mobil.

"No, no," Daniel menghentikan Sejeong dengan meraih lengan istrinya itu.

"Lah, kan tadi hubby sendiri yang nyuruh"

"Becanda, sayangku"

"Pokoknya aku mau coba nyetir sendiri"

"Emangnya mau kemana sih?"

"Jalan-jalan"

"Aku aja yang nyetirin, Oke?"

"Hubby, aku mau coba. Aku bisa kok"

"Aku gak mau ngambil resiko, sayang. Aku terlalu cinta sama kamu dan bayi kita"

Sejeong terkekeh saat Daniel menariknya ke kursi penumpang dan membukakan pintunya untuknya.

"Silahkan, ratuku"

Senyum Sejeong benar-benar tidak berhenti dibuat mengembang. Daniel-nya memang selalu semanis itu..












My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang