Kangen

3.9K 243 18
                                    

Dengan keadaan masih setengah sadar, Daniel menyeret langkahnya menuju dapur setelah tidak menemukan Sejeong saat ia bangun di pagi hari.

Dan benar saja, istrinya itu sedang sibuk memasak di sana.

Greb.

Daniel memeluk Sejeong dari belakang, membuat Sejeong jadi sedikit terdorong ke depan karna badan besar pria itu.

"Kebiasaan banget sih ninggalin aku pas lagi tidur," protes Daniel dengan suara parau.

"Kamu tidurnya nyenyak banget, gak tega aku banguninnya"

"Tapi aku kan sering bilang pengen liat kamu saat aku buka mata"

Sejeong melepaskan masakannya sebentar lalu berbalik menghadap Daniel. Kedua tangannya mencoba membuka mata Daniel yang tadi masih setengah merem.

"Nih, sekarang mata kamu udah kebuka. Siapa coba yang kamu liat pertama kali?"

"Istriku yang cantik"

Daniel menyengir kecil lalu mengecup bibir Sejeong cepat.

"Gak usah cium-cium ih, hubby belum mandi"

Manyunlah seketika suami Sejeong itu.

Sejeong terkekeh gemas, "Mandi dulu, by"

"Okay," pasrah Daniel lalu menyeret langkahnya kembali ke kamar.


Setelah selesai dengan kegiatan memasaknya, Sejeong melangkah ke kamar dan membereskan tempat tidur sementara Daniel masih di kamar mandi.

Saat menemukan ponsel Daniel di balik selimut, Sejeong jadi tergoda ingin melihat-lihat isinya. Sejeong memang sudah tau kunci ponsel suaminya. Setelah terbuka, Sejeong langsung disambut halaman pencarian web yang tulisannya "Posisi seks aman saat istri sedang hamil"

Sejeong mengulum senyum. Kemudian buru-buru melock kembali ponsel Daniel saat pintu kamar mandi terbuka. Muncul Daniel yang terlihat sudah mengenakan kaos putih polos dan celana pendek dengan rambut yang masih basah.

Sejeong langsung berdiri menghampiri Daniel, mengambil alih handuk yang tergantung di bahu lebar suaminya itu dan membantu Daniel mengeringkan rambutnya.

"Sekarang udah boleh cium?" tanya Daniel sambil memeluki pinggang ramping istrinya.

"Hm," sahut Sejeong sekenanya.

Daniel malah berlutut di hadapan Sejeong dan menciumi perut Sejeong yang sudah besar mengingat usia kandungan yang sudah memasuki bulan ke lima.

Sejeong berdecak gemas dibuatnya.

Daniel pun mendongak melihat wajah istrinya, "Cemburu ya?"

"Gak lah, by"

Daniel kemudian berdiri dan menangkup wajah Sejeong. Ibu jarinya bergulir di permukaan bibir Sejeong, "Tapi tetep ini sih favorit aku."

Bibir istrinya itu melengkung ke atas sebelum Daniel melumatnya lembut.

ººº




"Ahh.. Ahh.."

Eh, buset!

Daniel kaget sendiri mendengar suara-suara aneh itu saat ia sedang menyambangi kantor temannya, Jonghyun. Jadi posisinya itu sekarang Daniel udah berdiri di depan pintu ruangannya Jonghyun. Eh, malah denger begituan.

"Gak tau tempat si monyet!" umpat Daniel.

gak ngaca, pak daniel? -author

gue udah sah mah bebas! -daniel

ne-in 🙄 -author

"Jadi kangen Sejeong kan!" Daniel frustasi sendiri lalu memilih segera pergi dari sana walaupun belum sempat bertemu Jonghyun. Kebutuhannya lebih mendesak sepertinya.



"Yang~"

Daniel datang dengan suara rengekan bak bocah mau minta dibeliin mainan.

"Apa, by?" sahut Sejeong dengan sabar. Wanita itu tadinya sedang selonjoran di sofa sambil ngemil dan nonton tivi. Semenjak kehamilannya sudah makin membesar, Sejeong memang lebih banyak di rumah. Gak dibolehin Daniel lagi ngambil kerjaan.

"Kok cepet pulangnya?"

"Kangen," Daniel gelendotan di paha Sejeong.

Sejeong terkikik. Kalau sudah begini, suaminya itu pasti ada maunya deh.

"Mau aku masakin sesuatu?" tawar Sejeong mengingat sebentar lagi jam makan siang.

"Gak mau. Maunya kamu," suara rengekan Daniel makin jadi. Mukanya juga udah dimanyun-manyunin kayak gak dikasih jatah berbulan-bulan.

Hehe, semenjak perut Sejeong makin kerasa besarnya, Daniel kayak takut-takut gitu ngajakin Sejeong begituan.

"Kangen kamu, yang,"

"Kan sekarang udah ketemu"

"Kangen ada di atas kamu"

Seketika Sejeong tertawa mendengar perkataan suaminya itu.

"Mau ya?"

"Mau apa?" Sejeong masih terkikik.

"Mau kamu." Daniel lalu menciumi perut Sejeong terus naik hingga ke puncak dadanya.

"Masih siang, by," Sejeong menahan dada Daniel.

"Emang ada peraturannya gak boleh main siang?"

"Ada lah"

"Kata siapa?"

"Kata aku," Sejeong memelet kecil.

"Yang~," Daniel beralih memeluki tubuh mungil istrinya, "Udah lama kan kita gak main?"

"Baru juga dua hari yang lalu, by"

"Itu udah lama, sayangku," Daniel memainkan ujung hidungnya di telinga Sejeong, sebelum bibirnya bergerak turun menciumi leher Sejeong.

"By"

Daniel tidak menyahut. Ia malah langsung meraup bibir Sejeong begitu istrinya itu menoleh padanya.

Sejeong tersenyum tipis menatapi manik suaminya yang sudah kelihatan sayu.

"Tunjukin sama aku coba apa yang udah kamu dapet dari internet"

Mata Daniel seketika melebar. Sementara Sejeong menyengir puas karna berhasil membuat suaminya merasa tercyduk. Sebelum sebuah smirk muncul di wajah tampan Daniel.

"Okay," sahut Daniel begitu bersemangat.









My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang