Perlukah lagi diingatkan?
ini cuma ff. anggap aja kaya lagi nonton drama. ada yang protagonis dan antagonis. nikmati aja. okey!"Somi, ini sebenernya ada apa sih? Soal berita itu, kamu gak serius kan?"
"Kak Sejeong nanya gitu apa bener peduli sama aku atau cuma pengen mastiin doang aku keluar apa gak?" balas Somi sinis yang seketika saja membuat Sejeong tercengang.
"Jeon Somi!" teguran keras dari sebuah suara mengalihkan perhatian kedua perempuan itu.
Nampak Daniel berjalan cepat ke arah keduanya. Daniel menatap Sejeong sebentar lalu beralih menatap Somi dengan tatapan esnya.
"Ikut aku! Kita harus bicara," ucap Daniel penuh penekanan, setelah itu berjalan lebih dulu mengomando Somi untuk mengikutinya.
Somi melenggang meninggalkan Sejeong yang hanya bisa memandang mereka penuh tanya.
Daniel mengajak Somi ke sebuah ruang pertemuan. Di sana hanya ada mereka berdua. Daniel duduk di salah satu kursi dan Somi berada di seberangnya.
"Baiklah, sekarang katakan apa yang kamu inginkan, Jeon Somi?" tanya Daniel tak ingin berbasa-basi.
"Aku ingin peran di film itu," jawab Somi dengan santainya, seolah ia yakin Daniel akan mengabulkan permintaannya.
Daniel terlihat menghela napasnya. Pria itu benar-benar sedang menahan emosinya hingga diam-diam tangannya sudah terkepal kuat.
Film yang di maksud Somi adalah film yang sebentar lagi akan di produksi oleh KangD. Perusahaan bahkan mengadakan audisi untuk mencari beberapa peran di film itu, dan sutradaranya sendiri sudah memilih Sejeong sebagai pemeran utamanya.
Terbayang di benak Daniel bagaimana girangnya Sejeong saat mendapatkan peran itu. Dan bagaimana mungkin sekarang ia harus merelakan peran itu pada Somi?
"Bagaimana jika saya tidak mau memberikannya?"
"Kalau gitu siap-siap aja habis ini pak Daniel akan lihat KangD terpuruk untuk kedua kalinya"
Daniel menatapi tajam gadis yang ada di hadapannya. Sedikit takjub dengan keberanian yang dimilikinya.
"Kamu lupa, bahkan waktu itu saya tidak peduli dengan itu?"
"Terserah saja jika Pak Daniel benar-benar ingin membuat perusahaan ini terpuruk lagi," sebuah ancaman yang dilontarkan dengan nada manis oleh Somi.
Daniel melupakan sesuatu. Gadis itu tidak akan menyerah begitu saja untuk mendapatkan apa yang inginkannya. Itulah yang membuatnya bisa berada di puncak kepopulerannya saat ini.
Sialnya, gadis itu punya cara yang tak dapat dielakkan oleh Daniel lagi.
Daniel menghela napas panjang sebelum berucap, "Baiklah. Kita lakukan apa yang kamu mau. Setelah itu silahkan tinggalkan KangD."
ººº
Sejeong masih terlihat mondar-mandir di depan ruangan Daniel. Ia sedang menunggu Daniel dan Somi kembali. Ruang rapat memang hanya berjarak tiga ruangan dari ruang kerja Daniel, jadi tadi Sejeong bisa melihat Daniel dan Somi sama-sama masuk ke dalam sana.
Jantung Sejeong hampir melompat rasanya ketika pintu ruang rapat akhirnya terbuka. Sejeong sudah berdiri tegang di depan pintu ruangan Daniel seiring dengan langkah Daniel dan Somi yang mendekat.
Somi tersenyum miring melihat gelagat Sejeong. Tiba-tiba ia mencium pipi Daniel yang membuat mata Sejeong seketika membulat penuh.
"Makasih ya, Pak Daniel," ucapnya riang, setelah itu pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
Fanfiction[sequel My Handsome Producer] "Kamu itu seperti es krim, dingin tapi manis" 18+