Chapter 3

11.5K 506 31
                                    

Daniel dan Sejeong berjalan menuju meja tempat Sakura dan ayahnya sudah menunggu sambil bergandengan tangan. Sejeong melihat pada Daniel beberapa kali, dan Daniel hanya tersenyum seolah ingin bilang, "Tidak apa-apa."

Sakura dan Pak Miyawaki berdiri menyambut kedatangan Daniel dan Sejeong lalu saling memberi salam.

"Daniel.. dia siapa? Sekretaris kamu?" tanya Sakura melihat Daniel dan Sejeong bergantian.

"Hush, Sakura. Tidak sopan," Pak Miyawaki buru-buru menegur putinya, "Memangnya kamu tidak melihat berita. Dia ini istri Daniel"

"Apa?" Sakura tidak dapat menutupi keterkejutannya bahkan kini ia terang-terangan menunjukan wajah tidak senangnya pada Sejeong.

Sejeong yang meliat ekspresi Sakura itu semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Daniel.

"Maaf, Om. Papaku ga bisa datang jadi aku ajak aja istriku. Gak papa kan?"

"Tidak papa, Daniel. Silahkan duduk," ajak Pak Miyawaki dengan ramah.

"Senang sekali bisa bertemu denganmu langsung, nona Kang Sejeong. Kamu cantik dan berbakat, begitu juga suamimu. Kalian benar-benar beruntung saling memiliki," puji Pak Miyawaki.

"Terima kasih, Om," sahut Daniel.

Sementara Sejeong hanya tersenyum malu-malu.

Ternyata Pak Miyawaki orang yang sangat ramah dan sederhana, beda sekali dengan putrinya yang sejak tadi melihat Sejeong dengan tatapan tidak senang. Sepertinya Sakura tidak suka dengan keberadaannya. Sejeong tidak enak hati kan jadinya.

Tak berapa lama makan malam mereka datang dan mereka menyantapnya sambil mengobrol ringan seputar kerja sama antara kedua perusahaan itu atau membahas masalah lain yang kadang tidak terlalu penting untuk menambah keakraban.

Sejeong lebih banyak diam dan menyimak saja, walaupun sesekali Pak Miyawaki juga mengajaknya mengobrol dan Sejeong hanya menyahut seadanya karna dia takut salah bicara. Tapi berbeda dengan Sakura yang sejak tadi terus mengajak Daniel bicara seolah tidak menganggap keberadaan Sejeong. Setelah beberapa saat baru Sejeong menyadari, Sakura sepertinya menyukai Daniel dan tentu saja itulah alasan Sakura tidak menyukai kehadirannya di sana.

"Kamu pasti ga ngerti kan kita lagi ga ngobrolin apa? Harusnya kamu ga perlu maksain diri buat ikutan ke sini," Sakura berucap pada Sejeong. Sementara Daniel dan Pak Miyawaki sedang mengobrol serius tentang bisnis mereka jadi tidak mendengar ucapan sakura barusan.

Sejeong menahan rasa kesalnya pada gadis yang ada di hadapannya itu. Justru sekarang ia bersyukur Daniel mengajaknya ikut agar ia bisa menjauhkan suaminya dari wanita ular dari kunoha itu.

"By, aku mau ke toilet dulu," Sejeong pamit sebentar yang diangguki Daniel.

Setelah Sejeong pergi ternyata Sakura juga menyusul Sejeong ke toilet.

Dan sekarang Sejeong cukup dibuat terkejut mendapati Sakura sedang berdiri di depan westafel sambil menggulir layar ponselnya.

"Ternyata kamu si perempuan penggoda itu?" Sakura berucap sinis, melihat pada bayangan Sejeong yang ada di cermin toilet.

Sejeong yang sedang mencuci tangannya terdiam sesaat. Ia kemudian mengangkat wajahnya dan balas memandangi bayangan Sakura di cermin.

"Iya. Kenapa? Kamu mau tau gimana caranya aku menggoda Daniel?" Sejeong memutar badannya menghadap Sakura sambil melilat tangan di dada.

"Sayangnya dia udah jadi punyaku. Coba saja goda Daniel-ku kalau kamu bisa," tantang Sejeong sambil tersenyum sinis, sebelum melenggang meninggalkan Sakura yang kini sedang mengeram kesal.

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang