Daniel dan Sejeong langsung menuju rumah sakit begitu kembali ke Seoul. Walaupun di sampingnya, Daniel masih menunjukkan ekpresi tenang, tapi Sejeong tau suaminya itu pasti juga sangat cemas saat ini.
Mereka langsung menuju sebuah ruang rawat, yang di depan pintunya sudah dijaga oleh 4 orang pria, dan di dalam sana juga ada Pak Lee, sekretaris paling setia tuan Kang.
Daniel membeku melihat ayahnya terbaring dengan selang oksigen di tubuhnya. Sejeong buru-buru memeluki suaminya untuk memberi kekuatan.
"Bagaimana keadaannya, Pak?" tanya Daniel pada pak Lee.
"Dia tidak terluka sedikit pun, tuan muda. Hanya saja akibat serangan itu asma tuan jadi kambuh"
Ya. Daniel diberitahu Pak Lee bahwa ayahnya juga mengalami penyerangan seperti yang terjadi padanya dan Sejeong beberapa waktu lalu.
Daniel terdiam. Ia makin mengeratkan pelukannya pada istrinya.
"Jadi orang itu juga menyerang, papa?" Sejeong menanyai.
Pak Lee mengangguk, mengiyakan.
Sejeong sudah ingin menangis rasanya.
"Jangan takut, kan ada aku," Daniel menenangkan.
"Sudah lapor ke polisi?"
"Menunggu perintah anda, tuan muda"
Daniel mengerti. Pasti ayahnya bisa membaca pikirannya, jika sampai melibatkan pihak kepolisian pasti akan membuat kejadian ini tercium media. Ia benci itu.
"Laporkan segera," ucap Daniel kemudian, "Tidak peduli dengan media, kita harus menangkap orang itu secepatnya"
"Baik, tuan muda," patuh Sekretaris Lee.
ººº
Jadilah selama ayahnya dirawat di rumah sakit, Daniel dan Sejeong tinggal di rumah ayahnya, mengingat itu pasti akan jauh lebih aman.
"Aku udah batalin kontrak kamu ke beberapa iklan. Kamu di rumah aja selama beberapa ke depan. Ya, sayang?" Daniel mengelus rambut istrinya.
Sejeong mengangguk saja, lalu melingkarkan tangannya di perut Daniel. Keduanya kini sedang duduk bersandar di tempat tidur.
"Semuanya bakal baik-baik aja kan, hubby?" tanya Sejeong pelan.
"Iya. Selama ada aku, gak aku biarin siapapun nyakitin istri dan anak aku," Daniel mengecupi kening istrinya.
"Hubby juga gak boleh terluka ya?"
"Iya"
"Hubby, kenapa sih orang-orang itu mau nyelakain kita? Apa kita pernah buat salah ya sama mereka?"
"Ini bisnis, sayang. Gak peduli kita benar atau salah, mereka cuma ingin melihat kita kalah"
Sejeong mendongak, melihat suaminya serius. Sedikit gagal paham dengan ucapannya suaminya itu.
Daniel tersenyum kecil, lalu diciumnya bibir Sejeong sekilas.
"Udah, gak usah mikir yang berat-berat. Nanti anak kita jadi botak," canda Daniel yang bikin Sejeong manyun sedikit.
ººº
"Jagain nuna lo ya, young," pinta Daniel pada Jinyoung.
"Siap, hyung," patuh Jinyoung.
"Yang, aku pergi dulu," Daniel mengusak pucuk kepala Sejeong.
Sejeong mengangguk lalu memeluk Daniel erat.
"Hati-hati, hubby"
"Nuna, hyung itu cuma mau berangkat kerja bukan mau berangkat tugas militer," celetuk Jinyoung gemas. Dan langsung saja pria manis itu dapat pelototan dari Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
Фанфик[sequel My Handsome Producer] "Kamu itu seperti es krim, dingin tapi manis" 18+