Daniel berjalan perlahan memasuki kamarnya dan Sejeong, karna dilihatnya istrinya itu sudah tidur.
Daniel duduk di samping pembaringan dan mengecup kening Sejeong lembut. Rupanya itu saja mampu membuat Sejeong terbangun.
"Hubby, udah pulang?" tanya Sejeong dengan suara serak.
"Iya, yang. Maaf ya, aku telat pulangnya"
Sejeong berusaha tersenyum sambil menegakkan badannya.
"Gak pa-pa, by. Hubby pasti capek ya?" Sejeong mengelus wajah Daniel dengan sayang.
Daniel meraih jemari Sejeong itu dan menciumi telapak tangannya.
"Tapi liat kamu lagi udah ilang sih capeknya"
"Hubby udah makan belum? Mau aku siapain makanan gak? Atau aku siapin air hangat?"
"Gak usah, sayang, aku tau kamu juga capek," Daniel langsung mengelus perut Sejeong, "Dedek gak nyusahin mamah kan hari ini?"
"Gak kok, by," Sejeong terkekeh, "Tapi karna hubby udah pulang, aku jadi pengen dielusin terus sampai tidur ya, by?"
"Siap, sayang," ucap Daniel sambil mengecup pipi Sejeong gemas, "Bentar, aku ganti baju dulu."
"Hm"
Sejeong membenarkan posisi duduknya sembari menunggu Daniel ganti baju. Begitu kembali, Daniel langsung naik ke tempat tidur, berbaring di dekat paha Sejeong sambil mengusapi pelan perut besar Sejeong dengan sesekali mengecupinya.
"By, gak mau bersihin mukanya dulu?" tanya Sejeong dengan tangan yang sibuk membelai rambut Daniel.
"Gak ah. Udah terlanjur mager"
"Mukanya kotor loh, by, nanti bangun-bangun malah jerawatan"
"Tapi kamu tetep cinta kan?" Daniel malah menggoda.
"Ish, by! Ya udah, biar aku bersihin pakai cairan pembersih aja ya?"
"Oke," sambut Daniel ceria.
Sejeong kemudian mengambil satu botol cairan pembersih wajahnya bersama dengan kapasnya. Lalu kembali ke tempat tidur, mengusapi wajah Daniel perlahan. Daniel terpejam merasakannya. Sementara bibirnya terus melengkung manis.
"Yang"
"Hm?"
Daniel membuka matanya, "I love you."
Sejeong tersenyum. Diciumnya singkat bibir yang baru saja berujar manis itu, "I love you too."
"Yang"
"Apa?" sahut Sejeong lagi dengan gemas.
"Aku mau sesuatu deh"
"Mau apa? Mau makan? Minum? Susu?"
Daniel langsung tertawa renyah, "Pilihan terakhir boleh tuh."
"Susu hamil mau?" balas Sejeong setengah mengejek.
Daniel seketika pura-pura manyun.
Sejeong terkekeh.
"Kenapa manyun gitu? Kode ya biar dicium?"
Daniel ngangguk bak anak kecil.
Chup.
Satu ciuman kecil kembali mendarat di bibir Daniel.
"Bentar banget. Kurang, yang," Daniel mengeluarkan suara rengekannya.
"Ambil sendiri kalau mau," tantang Sejeong menggoda.
"Oke"
Daniel langsung menegakkan badannya dan meraup bibir istrinya, melumatnya lembut tapi juga menuntut.
Setelah melepaskan tautan, Daniel menatapi Sejeong lekat. Jemarinya bergerak di atas permukaan bibir Sejeong, lalu mata mereka saling bersibobrok.
"Aku kok jadi tiba-tiba gak rela berbagi kamu sama siapa pun ya, yang?"
Mata Sejeong melebar.
"By?"
"Bisa gak kamu hamilnya lebih lama aja?" tanya Daniel dengan watadosnya.
"Hubby jahat ih!"
Daniel langsung mencium bibir istrinya yang nampak mengerucut.
"Gak usah cium-cium!"
"Becanda doang, sayangku"
"Gak lucu, by"
"Iya, maaf," Daniel melukin Sejeong sambil ngelus perut Sejeong.
"Akh- by! Perutku!" pekik Sejeong tiba-tiba.
"Kamu kenapa, yang? Perut kamu sakit ya? Apa jangan-jangan kamu mau lahiran? Tapi ini kan baru enam bulan, yang?" Daniel panik sendiri.
"Sakit, by!" teriak Sejeong sambil jambakin rambut Daniel.
"Kita ke dokter sekarang, ya?"
"Gak kuat jalan"
"Aku gendong"
Daniel udah siap-siap mau turun dari tempat tidur, sementara Sejeong masih aja ngomel.
"Hubby sih, ngomong yang macem-macem! Dedeknya pasti tersinggung"
"Duh, maafin ya, sayang-sayangnya papah. Papah sayang kalian pokoknya. Jangan bikin mamah sakit ya?" Daniel mohon sambil nyiumin perut Sejeong.
Sementara sudut bibir langsung terangkat melihat pemandangan itu.
"Kita ke dokter sekarang yok, yang," ajak Daniel kemudian.
"Aku baik-baik aja kok, by"
"Hah?"
"Tadi aku cuma ngerjain kamu doang," Sejeong pun melet kecil ke Daniel.
"Yang! Gak lucu ih!"
"Ululu~ ngambek?" Sejeong nusuk-nusuk perut Daniel pakai telunjuknya.
"Iya"
"Ya udah"
"Dibaikin kek gitu, yang. Gak sayang aku apa"
Sejeong pengen ketawa aja rasanya liat muka ngambek suaminya. Diluar aja dinginnya udah kayak kulkas berjalan. Giliran di depan dia, Daniel udah kayak bocah yang haus akan asupan kasih sayang. Manjanya bahkan kadang melebihi dia.
"Sayang banget kok, by"
"Ya udah, popo," Daniel majuin bibirnya.
Sejeong udah gak bisa nahan ketawanya lagi. Karna gemas, Sejeong malah nyubitin bibir punya Daniel itu. Lalu mengecupnya singkat.
"Mau lebih, yang"
"Ya udah-"
"Aku ambil sendiri ya?"
Tanpa pengiyaan, Daniel tiba-tiba rebahin Sejeong dan tangannya bergerak nakal menyusup ke balik gaun tidur Sejeong.
Sejeong terkikik. Ada rasa geli juga ketika jemari Daniel mulai menyusuri pahanya.
"By!" tahan Sejeong tiba-tiba, "Dedeknya nendang, by. Mereka pasti protes karna hubby mau ganggu waktu istirahat mereka"
"Jadi gak boleh nih?" Daniel manyun lagi.
"Maaf ya, suamiku sayang," Sejeong menangkup wajah Daniel yang berada di atasnya.
"Besok pagi pokoknya, gak mau tau! Aku mau sarapan kamu besok pagi!" kata Daniel galak yang bikin Sejeong tertawa lagi.
Gemesin banget punya suami yatuhannn!
yoyoy gabut
next bonchap langsung brojol aja deh 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
Fanfiction[sequel My Handsome Producer] "Kamu itu seperti es krim, dingin tapi manis" 18+