Pelakor? Go away!

4.2K 256 8
                                    

"Hubby gak lupa kan hari ini jadwal aku ke dokter?" tanya Sejeong sambil merapikan dasi Daniel.

"Iya, sayang. Tunggu di rumah ya, nanti aku jemput," Daniel mencubit kecil pipi Sejeong.

"Oke"

"Jam 4 kan?"

"Hm," Sejeong ngangguk-ngangguk.

"Jangan keluyuran. Kasih tau aku kalau mau pergi-pergi, oke?"

"Iya, suamiku," Sejeong melingkarkan tangannya di pinggang Daniel, walaupun tidak bisa sepenuhnya memeluk Daniel karna terhalang perut besarnya.

"Ya udah, aku berangkat sekarang." Daniel mengecup singkat bibir Sejeong.

"Cepet pulang ya? Soalnya sekarang yang kangen hubby ada banyak," Sejeong menyengir, membuat Daniel gemas setengah mati melihatnya. Diciumnya lagi bibir mungil Sejeong beberapa kali.

"I love you"

"Love you too," balas Sejeong sambil menggigit pelan rahang Daniel.

Daniel melotot dengan pandangan menggoda, "Ey!"

Sejeong menyengir lagi, lalu mendorong tubuh besar menuju pintu. Dengan berat hati, akhirnya Daniel melangkah pergi meninggalkan istrinya untuk mencari sesuap nasi eh sebongkah berlian deng.



Sampai jam 4 sore, Danielnya belum pulang juga. Sejeong masih menunggu dengan sabar sambil terus mencoba mengirim pesan pada Daniel.

Hubby masih sibuk?

Aku bisa minta antar pak Jung kok.

Hubby, aku pergi duluan aja ya?
Nanti kita ketemu di rumah sakit.

Sejeong akhirnya memutuskan pergi diantar pak Jung. Dalam perjalanan Sejeong juga terus mencoba menghubungi Daniel, tapi tidak diangkat juga.

Karna gabut sendirian menunggu di rumah sakit, Sejeong menelpon Seorie untuk menemaninya.

Setelah menghubungi Seorie, Sejeong coba menghubungi Daniel lagi. Kali ini diangkat, tapi kok suara perempuan?

"Jangan nunggu Daniel. Dia lagi sama aku"

Kamvret! Siapa sih nih?
Kan bumil jadi ngumpat.

Baru aja Sejeong mau nanya itu siapa, telponnya keburu ditutup sepihak.

Arghh! Sejeong udah mau nangis rasanya. Perutnya juga mendadak jadi nyeri.

Hubby kamu lagi sama siapa sih?

"Kak Sejeong kenapa?" Seorie yang baru datang langsung lari menghampiri Sejeong, melihat kakaknya itu lagi memegangi perutnya dengan raut seperti menahan sakit.

ººº

"Daniel jahat, Ri," Sejeong sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi begitu ia dan Seorie sudah keluar dari ruangan dokter Baek.

"Jahat kenapa sih, kak?" Seorie membantu Sejeong duduk di kursi, sambil menenangkan sang kakak. Dari tadi kakak perempuannya itu belum bercerita apa-apa, tiba-tiba sekarang sudah menangis aja. Bagaimana Seorie tidak bingung.

"Tadinya dia udah janji mau nganterin kakak periksa ke dokter, tapi dianya malah gak dateng. Dan kamu tau apa, waktu tadi kakak nelpon yang ngangkat malah cewek. Dia lagi sama siapa coba?" Sejeong benar-benar sudah nangis kejer. Tidak bisa dipungkiri, pikiran buruk lebih mendominasi kepalanya sekarang.

"Tenang, kak, jangan nethink dulu. Kak Daniel gak mungkin macem-macem, aku yakin, dia kan cinta banget sama kakak"

"Ya terus sekarang dianya kemana, ri?"

My Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang