"Aku mau ke makam mama sebelum lahiran, by," pinta Sejeong tiba-tiba sambil mengelus perut besarnya yang tidak terasa sudah memasuki bulan ke sembilan.
"Emang kuat jalan jauh?" Daniel menyangsikan.
Sejeong langsung mengangguki, "Boleh kan?"
"Ya udah, akhir pekan ini kita ke makan mama"
Sejeong tersenyum. Dilingkarkannya tangannya memeluk lengan kekar Daniel, lalu berbisik manja, "Thank you, my sweet husband."
"Anything for you," balas Daniel.
ººº
"Daniel sama Sejeong datang, ma, sama calon cucu-cucu mama juga. Iya, Daniel tokcer kan bisa langsung dapet banyak. Hahaha-"
Pletak!
Kepala Daniel digeplak sang istri. Danielnya cuma cengengesan sambil mgelusin kepalanya yang sakitnya gak seberapa.
Mereka sekarang sudah berada di makam ibu Daniel. Ya, makam ibu terletak tak jauh dari rumah lama keluarga Kang, rumah masa depan Daniel dan Sejeong.
Makam itu ada di bawah sebuah pohon besar, agak jauh dari makam lainnya.
"Menantu mama yang paling cantik datang, ma," giliran Sejeong yang bicara. Sebuah kalimat pembuka yang seketika membuat Daniel ingin tertawa. Sejeong melotot pada Daniel, sebelum kembali melanjutkan ucapannya.
"Sebentar lagi Sejeong lahiran, semoga semuanya lancar ya, ma. Jujur Sejeong sempet takut karna nanti yang keluar gak cuma satu"
Sampai disitu Sejeing terdiam, Daniel ikut terdiam menatapi istrinya dengan serius. Jadi selama ini Sejeong takut?
Sejeong merasakan tubuhnya menghangat. Daniel tiba-tiba memeluknya dari belakang sembari tangannya bergerak lembut membelai perut Sejeong.
"Jangan takut, yang, semuanya pasti bakal baik-baik aja. Istriku kan kuat." Setelah mengatakan itu Daniel juga menciumi bahu Sejeong.
"Aku bakal ada disaat itu, aku janji," bisiknya lembut yang sukses membuat mata Sejeong memanas rasanya.
"Hubby jangan bikin aku mau nangis di depan mama, ih!"
Daniel tertawa pelan dan malah makin mengeratkan pelukannya.
"It's okay. Nangis aja. Ya kan, ma?"
Lengan kekar itu kemudian jadi sasaran cubitan Sejeong.
"Yang! Aku cium di depan mama nih!" ancam Daniel.
Sejeong diem. Suara maupun pergerakannya udah gak ada lagi.
Daniel yang penasaran kemudian membalik tubuh Sejeong agar menghadapanya. Wajah istrinya nampak setengah ditekuk seolah penuh beban.
"What's wrong?" tanya Daniel menangkup wajah Sejeong.
"Sebelum aku lahiran, aku mau hubby janji satu hal sama aku"
"Oke. Janji apa?"
"Hubby gak boleh berantem lagi sama papa. Aku gak mau nanti hubby kena karmanya. Emang hubby mau kalau nanti anak kita berani ngebangkang sama hubby?"
Daniel menggeleng saja.
"Ya udah aku janji bakal lebih baik lagi sama papa, kan bentar lagi aku bakal jadi papah"
"Hubby janji di depan mama juga loh, jadi gak boleh sampai ngingkarin"
"Iya, Mrs. Kang," gemas Daniel sambil mencubit pelan pipi Sejeong.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband
Fanfic[sequel My Handsome Producer] "Kamu itu seperti es krim, dingin tapi manis" 18+