Eps. 15

1.6K 127 1
                                    

Mereka saat ini lagi duduk di balkon. Hujan masih turun. Tapi tidak sederas tadi.

Keeno yang duduk di dinding balkon beranjak turun mengampiri Arazka yang berdiri tak jauh darinya.

Keeno mengangkat tangannya seperti mengajak bersalaman. Arazka menoleh heran padanya.

"Kita mulai dari nol." ujar Keeno dengan tenang. "Nama gue Keeno. Arkeeno Hillaryn Affa."

Arazka masih diam. Ia menatap lekat ke wajah Keeno yang terlihat cantik dan tampan secara bersamaan. Apalagi ditambah rambut Keeno yang dibiarkan gondrong yang mulai memanjang.

"Gue Arazka Sander Gill." sahut Arazka tanpa membalas jabatan tangan Keeno yang masih melayang di udara.

Menyadari tangannya dianggap tak kasat mata oleh Arazka, Keeno tak membiarkannya menganggur begitu saja. Ia malah mengetukannya ke dahi Arazka dua kali.

Arazka tidak menanggapi. Lagipula ketukan itu sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit untuknya. Atau emang Arazka itu cuek.

"Jadi... boleh gue lihat lo senyum? Sekali aja?" pinta Keeno dengan beranjak ke depan Arazka yang menghadap pagar balkon.

Arazka memejamkan matanya. Lalu meneguk segelas coklat hangat yang ada di tangannya.

"Gue minta lo senyum. Bukan merem." Keeno mengembuskan napas kesal.

"Nggak ada alasan buat gue tersenyum."

"Kalau gitu jadikan gue sebagai alasan buat lo tersenyum."

"Nggak segampang itu."

"Ckh. Apa susahnya sih tinggal senyum doang. Udah. Beres." ujar Keeno lagi dengan mempraktekan cara tersenyum yang malah membuat Arazka kembali memejamkan matanya.

"Hujannya udah reda. Lo udah nggak kebasahan lagi kalau mau pulang." setelah mengatakan itu Arazka beranjak ke dalam meninggalkan Keeno yang entah keberapa kalinya mengembuskan napas berat.

________

Jam 10 malam di dalam kamarnya Keeno.

Keeno belum tidur. Belum ngantuk. Tapi untung besok hari minggu. Jadi dia nggak perlu khawatir kalau bangun kesiangan.

Keeno beranjak ke jendela. Ia menyibak tirainya sepenuhnya. Langit tanpa bintang terlihat di luar sana. Kamar Keeno nggak ada balkonnya. Keeno duduk bersila di atas ranjangnya.

"Ma. Pa. Apa kabar kalian di sana? Keeno kangen."

Sejak Keeno lahir. Ia tidak pernah sekalipun melihat siapa orang tua kandungnya. Bahkan untuk melihat wajahnya dari sekedar bentuk fotopun tidak bisa karena pamannya tidak memiliki satu pun foto. Entah kenapa.

Tak ada air mata. Air mata itu sudah kering sejak beberapa tahun yang lalu. Ketika Keeno sudah lelah menangisi dirinya. Meski ia memiliki keluarga sedarah yakni pamannya dan juga orangtua angkatnya. Tapi tetap saja ada rasa hampa di dalam dadanya. Entah sampai kapan rasa kosong itu menemaninya. Keeno tidak pernah tahu. Yang ia tahu hanya, ia harus terus hidup saat ini.

Knok!
Bunyi pesan whatsapp di hp Keeno.

Dari Arazka.

Kalau lo belum tidur. Vc gue.

Keeno menekan gambar kamera dilayar.

Tak berapa lama wajah Arazka nongol.
Dia terlihat pucat tanpa riasan. Kayaknya habis cuci muka.

Atau ... habis nangis?






...

At Heart (Arazka Feat Keeno) | [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang