"Keen?" panggil Arazka sembari mendekat pada Keeno yang diam mematung melihat apa yang ada didalam deretan lemari tanpa pintu di depannya."Fil--lo, bun-da," Keeno terpatah mengatakannya. Langkahnya dengan pelan mendekat ke arah meja yang juga berada di samping lemari itu.
"Ken!" Arazka meraih tangan Keeno untuk tidak mendekat. Ia menggelang pelan sesaat Keeno berbalik menatapnya.
Dengan pelan Keeno melepas cekalan tangannya.
Arazka berusaha sebisa mungkin untuk tidak menangis lagi.
"Mereka nggak seharusnya masih di sini, Raz." tunjuk Keeno pada sesuatu di depannya.
Tangis Arazka pun pecah dengan suara yang lirih. Tapi tidak dengan Keeno. Matanya memerah sepenuhnya. Entah ia sekuat apa tapi ia begitu mampu untuk tidak mengeluarkan air mata.
"Aku sudah ingat, Raz," Keeno mendekat pada meja. "
"Waktu itu aku sama Bunda lagi mau pergi ke galeri yang baru dibuka sama temannya. Karena kondisi jalanan cukup sepi, bunda menambah kecepatan mobil semampu dia bisa menyetir. Tapi ditengah jalan mobilnya oleng karena ternyata jalanan lagi licin akibat bekas hujan yang terjadi di daerah situ. Bunda nginjak pedal gas sekuatnya. Tapi mobil tetap melaju kencang. Sampai akhirnya bunda banting setir ke semak-semak. Aku terpental keluar dari pintu mobil yang sempat terguling. Kepala dan lututku berdarah. Aku masih sempat sadar sebelum tak lama kemudian mobil kami meledak tanpa memberi kesempatan untuk aku melihat bunda keluar dari mobil.
"Dan sekarang... Bunda masih di sini dalam keadaan yang ...nggak manusiawi."
Keeno terdiam setelah menceritakan ingatannya yang kembali. Wajahnya masih datar dengan mata yang memerah. Lagi. Keeno nggak nangis sama sekali.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
At Heart (Arazka Feat Keeno) | [completed]
Teen Fiction[complete] Aku tidak pernah mengetahui apapun. Entah itu masa depan. Dan detik berikutnya. Yang kutahu. Saat ini. Aku telah jatuh cinta. Pada cinta yang salah. Cinta yang seharusnya tak pernah singgah. Mungkin baik untuk saat ini. Tapi akan hancur p...